Angkutan Umum Bandung Kerap Dikeluhkan, Makin Panas gegara Masjid Al Jabbar

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Angkutan Umum Bandung Kerap Dikeluhkan, Makin Panas gegara Masjid Al Jabbar

Femi Diah - detikTravel
Sabtu, 07 Jan 2023 05:01 WIB
Kendaraan wisatawan terjebak macet di Jalur Alternatif Lembang saat libur Lebaran 2022.
Bandung langganan macet parah (Foto: Whisnu Pradana)
Jakarta -

Keluhan soal buruknya angkutan umum di Jawa Barat, khususnya Bandung, sering muncul di Twitter. Belakangan, makin panas gegara akses ke Masjid Raya Al Jabbar yang buruk.

Akses ke Masjid Raya Al Jabbar di Jalan Cimincrang No. 14 Gedebage Kota Bandung diresmikan sebagai Masjid Raya Provinsi Jawa Barat pada 30 Desember 2022. Masjid megah dengan kapasitas 50 ribu jemaah itu pun mendadak menjadi destinasi wisata religi.

Tetapi, akses ke masjid itu jadi masalah. Jalan Cimincrang di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung menjadi problem utamanya. Jalur itu terbilang kecil dan hanya bisa dilewati dua mobil sedang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika ada motor di kedua arah dan ada mobil bersimpangan maka si pemotor harus minggir terlebih dahulu. Tak hanya itu, Jalan Cimincrang juga sangat terbatas lebarnya dan pemobil harus sangat berhati-hati saat bersimpangan.

Salah satu cuitan akun yang diikuti Gubernur Ridwan, gilangmahesa, mengkritisi akses ke Masjid Raya AL Jabbar itu. Katanya, pembangunan Masjid Raya Al Jabbar tidak diikuti akses ke lokasi.

ADVERTISEMENT

"Mesjid ini memang didesain untuk jadi mesjid Wisata, yang tidak didesain adalah akses ke daerah ini bagaimana. Kebayang ketika banyak yang 'ziarah' ke mesjid ini ( ibu2 pengajian pakai bus besar misalnya ) bakal serudet apa jalan Cimencrang, Gedebage, Ciwastra, Derwati, Soeta," cuit gilangmahesa.

Akun Twitter @outst**** juga melontarkan kritik kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tentang pembangunan Masjid Al Jabbar. Dalam unggahan akun @outst****, ia mengkritik karena pembangunan Masjid Al Jabbar ternyata menggunakan APBD. Ia menganggap ada kebutuhan yang lebih mendesak seperti transportasi massal daripada pembangunan Masjid Al Jabbar.

"Bikin mesjid itu perbuatan mulia, dengan berwakaf jd amal jariyah. Tapi kalau mesjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad bayar pajak BUKAN akad wakaf. Kalau di agama Islam, tdk sembarang dana bisa dipakai utk Mesjid!," tulis @outst**** .

Jika ditelusuri, persoalan angkutan umum di Bandung, sarana dan prasarananya bukan sekali ini dikeluhkan oleh warganet. Bahkan, ada yang membanding-bandingkan dengan kota lain, di antaranya dengan Solo dan Semarang.

Ridwan Kamil membalas keluhan itu. Dia bilang kewenangan gubernur itu hanya sebatas koordinasi. dimana memastikan wali kota dan bupati taat terhadap perlintasan wilayahnya.

Bandung Juara Macet di Indonesia

Menurut Asian Develpoment Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia, pada 2019, Bandung menduduki peringkat ke-14 sebagai kota termacet di Asia. Bandung disebut-sebut sebagai kota termacet pertama di Indonesia, mengalahkan Jakarta dan Surabaya.

Jumlah kendaraan yang terlalu banyak adalah faktor utamanya. Selain flyover, kebijakan lain yang menjadi perhatian Pemkot Bandung adalah penguatan transportasi umum.

Transportasi Umum Bandung Buruk makanya Warga Pilih Kendaraan Pribadi

Dikutip dari BBC kejengkelan warga soal transportasi umum di Bandung sudah bertumpuk sejak 10 tahun lalu. Padahal, sejumlah negara seperti Inggris, Jerman, dan Eropa sempat mengajukan program kerja sama soal transportasi massal dan pengembangan kota Bandung tetapi entah mengapa tak pernah terealisasi.

Pakar transportasi dari ITB, Sonny Wibowo, mengatakan transportasi publik Kota Bandung "tertinggal jauh" dari kota metropolitan lain seperti Jakarta. Sebab, transportasi massal yang sekarang beroperasi disebut "tidak ada kemajuan bahkan tidak dikelola dengan baik" sehingga ditinggalkan penumpang dan akhirnya banyak yang beralih menggunakan kendaraan pribadi.

Sonny mengatakan solusinya tergantung pada kemauan politik kepala daerah. Sebab meskipun anggaran daerah yang dimiliki tidak besar, asalkan ada ketegasan dari wali kota atau gubernur maka kebijakan membuat transportasi massal yang bagus bisa dilaksanakan.

Sebelumnya ia berharap Ridwan Kamil bakal membuat perubahan karena pernah menjabat sebagai wali kota dan kini sebagai gubernur. Kala menjabat wali kota pada 2017, dia sempat menggulirkan wacana pembangunan kereta ringan atau LRT.

"Saya berharap Ridwan Kamil dari wali kota naik jadi gubernur bisa memperjuangkan transportasi publik, tapi sampai jabatannya mau habis enggak jalan-jalan juga konsep perencanaan angkutan umum massalnya," kata dia.



Simak Video "Video: Kata Hengky Kurniawan soal Usulan Ganti Nama Bandung Barat "
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads