Kisah Sihkami Denting Kembangkan Wisata Togean Sampai Rela Remas Tahi Sapi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Sihkami Denting Kembangkan Wisata Togean Sampai Rela Remas Tahi Sapi

Putu Intan - detikTravel
Sabtu, 14 Jan 2023 08:12 WIB
Sihkami Denting
Sihkami Denting. Foto: Instagram @togoeang
Jakarta -

Sihkami Denting merupakan perempuan muda inspiratif yang mengelola wisata berkelanjutan di Kepulauan Togean. Ia rela meninggalkan kemewahan demi memajukan desa.

Traveler pernah mendengar Kepulauan Togean? Kepulauan yang terletak di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu wilayah terpencil di Indonesia.

Disebut sebagai tempat terpencil karena kepulauan itu sulit diakses. Bila berangkat dari Jakarta, traveler butuh waktu 2 hari untuk mencapainya. Bila cuaca buruk atau gelombang tinggi, perjalanan ke sana dapat memakan waktu hingga 1 minggu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun lokasi yang terpencil tak membuat potensi kepulauan ini kecil pula. Dengan keindahan dan kekayaan alamnya, Togean memiliki potensi wisata dan ekonomi yang membuat penduduknya sejahtera.

Potensi itu ditangkap Sihkami Denting. Perempuan berusia 35 tahun itu selama 4 tahun belakangan mengembangkan wisata di Togean.

ADVERTISEMENT

Dalam webinar bertajuk Perempuan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif tahun 2023 yang digelar di Kampus Poltekpar Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (12/1/2023), Sihkami menceritakan perjalanannya membangun pariwisata di Togean.

Perjuangannya sebenarnya bermula dari rasa suntuk bekerja di industri periklanan digital. Sihkami mengaku sudah 15 tahun menjalani pekerjaan tersebut dan sempat berkeliling ke 7 negara termasuk Jerman hingga Kanada.

Sihkami DentingSihkami Denting. Foto: Instagram @togoeang

Pekerjaan mapan dengan hidup mewah rupanya tak membuat dirinya bahagia. Karir yang gemilang itu ia lepaskan demi mendapatkan makna hidup yang sesungguhnya.

"Setelah keliling dunia, capek. Saya ingin mencari the meaning of life. Bagaimana hidup lebih bahagia. Saya berhenti dari pekerjaan itu belajar bagaimana membuat pariwisata yang baik," kata dia.

Sihkami memilih Togean karena ibunya berasal dari Palu dan memiliki sebidang tanah di Pulau Tumbu Lawa, Kepulauan Togean. Ia menjelaskan, niat awalnya adalah ingin mengenal kampung halaman ibunya.

"Ada tabungan sedikit bisa pulang kampung, bisa bangun sesuatu di sana, bisa kenalan sama ibu-ibu di sana. Jadi lebih mengenal budaya saya. Mengenal culture ibu saya, itu yang saya lakukan," ujarnya.

Di sana, Sihkami mulai membangun tiga buah bungalow yang kemudian ia namakan Togo Eang Ecolodge. Konsep resort miliknya ini ramah lingkungan dan mengedepankan wisata berkelanjutan.

"Bungalow di sini beda dengan bungalow lain di Togean karena berbasis berkelanjutan. Jadi listriknya 100 persen dari solar panel, dari tenaga matahari. Airnya juga saya tidak ambil dari bawah tanah atau kampung tapi dari air hujan. Saya punya banyak tangki-tangki air ada 20 ribu liter. Listrik wattnya 5000 watt," ia bercerita.

Berkebun

Selain itu, Sihkami juga sempat mempelajari permakultur di Bali. Hal itupun ia terapkan di Togo Eang Ecolodge.

"Jadi di pulau itu selain membangun lodge, saya juga berkebun. Ada kangkung, kacang panjang, tomat dan cabai. Tamu bisa petik sendiri mau makan apa terserah," ia memaparkan.

Sihkami DentingSihkami Denting. Foto: dok. Instagram Togo Eang Ecolodge

Karena memiliki kebun sendiri, Sihkami juga bekerja sebagai petani. Dirinya mengaku mengurus kebun itu sampai membuat pupuk sendiri.

"Jadi, dulu saya yang kerjanya di komputer terus hedonis, terus pindah ke kampung, yang saya kerjain itu ngeremas-remas tahi sapi. Bikin kompos karena sampahnya daur ulang lalu dipakai di kebun saya," kata dia.

"Jadi momen lucu. Kok bisa kayak gini. Dulu saya bisa foya-foya sekarang ngeremas-remas tahi sapi. Tapi itu saya senang sekali bertani," kata dia lagi.

Kemudian Sihkami juga memberdayakan ibu-ibu di desa tersebut. Ia membangun pabrik yang memproduksi sabun dari kelapa dan nilam.

"Pabrik Sabun Rumahan dibangun dengan uang saya terakhir. Saya bikin pabrik supaya ibu-ibu bisa bikin sesuatu seperti sabun, minyak kelapa, minyak nilam," kata dia.

Sihkami memaparkan, ia juga melakukan pembinaan pada ibu-ibu di 4 desa di Togean. Dengan adanya pabrik sabun ini, ekonomi ibu-ibu di Togean pun semakin terangkat.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Respons Sandiaga Uno soal Keluhan Turis di Kepulauan Togean Sulteng "
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)

Hide Ads