Pesawat Yeti Airlines jatuh pada Minggu, (15/1). Beberapa rekaman dari saksi dan penumpang sudah ditemukan, laporan terakhir sang pilot pun diumumkan.
Dilansir dari BBC, pesawat itu diterbangkan dari Kathmandu menuju Pokhara. Sebelum mendarat, tak ada laporan keanehan terkait gangguan pesawat. Sebaliknya, semua tampak baik-baik saja.
"Pegunungan bersih dan jarak pandang bagus. Ada angin sepoi-sepoi dan tidak ada masalah dengan cuaca," ucapnya Anun Joshi, pengawas menara kontrol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesaat kemudian, sang pilot meminta perubahan pendaratan dari landasan pacu 3 menjadi landasan 1. Namun itu bukanlah masalah.
"Kami bisa beroperasi dari kedua landasan pacu. Pesawat diizinkan untuk mendarat," jelasnya.
Namun pendaratan itu tidak pernah terjadi. Pesawat diduga mengalami stall atau kehilangan daya angkat dan menukik tajam ke tanah.
Setelah kecelakaan penduduk lokal bergegas ke sana, salah satunya Divya Dhakal.
"Saat saya di sana, lokasi kecelakaan sudah ramai," katanya.
Divya menjelaskan bahwa ada asap besar kelar dari pesawat. Kemudian helikopter datang dalam waktu singkat.
"Pilot mencoba melakukan yang terbaik untuk tidak menabrak pemukiman atau rumah mana pun. Ada ruang kecil tepat di samping Sungai Seti dan di sanalah pesawat itu mendarat," ucapnya sedih.
Dari 72 penumpang 69 di antaranya telah ditemukan di antara tebing ngarai. Sejauh ini tak ada korban selamat yang ditemukan, pencarian 3 korban lagi tetap dilanjutkan meski tak ada harapan.
Dalam keputusasaan ini, fokus telah berganti menjadi menemukan petunjuk bagaimana pesawat bisa meledak. Pemerintah telah membentuk panel untuk menyelidiki penyebab bencana tersebut.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan