Pekerja Seks di Amsterdam Melawan, Mereka Tak Mau Ditertibkan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pekerja Seks di Amsterdam Melawan, Mereka Tak Mau Ditertibkan

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Selasa, 24 Jan 2023 23:00 WIB
Virus Corona berdampak ke sejumlah sektor, tak kecuali hiburan malam di beberapa negara di Eropa. Sejumlah kios pun ditutup maupun sepi pengunjung imbas Corona.
Foto: Ilustrasi Red Light District (AP Photo)
Amsterdam -

Para pekerja seks di Red Light District Amsterdam melawan usaha penertiban yang coba dilakukan oleh pemerintah kota tersebut.

Sebelumnya, pemerintah kota Amsterdam berusaha untuk meningkatkan citra kota tersebut dan meningkatkan kenyamanan wisatawan dengan berusaha mengeliminasi wisata seks di kawasan De Wallen.

Kawasan De Wallen selama ini memang terkenal sebagai Red Light District, dimana prostitusi dilegalkan. Gadis-gadis penjaja seks di sana dengan santainya memamerkan diri di 'akuarium' kaca. Mereka bersolek sembari menanti datangnya para pencari kenikmatan sesaat yang sedang pelesiran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah kota Amsterdam pun menempuh beberapa kebijakan, seperti menerapkan waktu tutup lebih awal bagi rumah bordil di sana, hingga meminta para pengusaha rumah bordil untuk menutup tirai mereka, sehingga para pekerja seks yang sedang menjajakan diri tidak terlihat oleh wisatawan.

Tentu saja kebijakan tersebut diprotes keras oleh para pekerja seks yang bekerja di Red Light District Amsterdam. Menurut mereka, kebijakan itu sama saja dengan 'membunuh' mereka.

ADVERTISEMENT

"Bagaimana saya bisa menarik klien dengan tirai yang tertutup? Mereka bilang itu untuk perlindungan, tapi itu tidak masuk akal," protes Lucy, salah satu pekerja seks di De Wallen, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (24/1/2023).

"Jika seseorang merendahkan saya, saya akan merendahkan mereka balik. Ini bukan layanan otomatis yang saya negosiasikan. Jika orang mabuk datang, saya tidak membiarkan mereka masuk," tegas Lucy.

Dalam proposal yang diajukan oleh partai Sosial Liberal D66 Belanda, rumah bordil di De Wallen diminta untuk menutup tirai mereka.

Sebagai gantinya, pria hidung belang yang ingin menggunakan jasa para PSK, diminta untuk memindai QR Code, daripada harus bernegosiasi secara langsung dengan para PSK di balik akuarium kaca.

Menurut Lucy, para PSK tidak menyukai sistem seperti itu. Bekerja di balik akuarium kaca, menurut mereka, lebih aman dan independen.

"Kamu tidak perlu membalas email. Kamu tidak perlu membayar iklan di situs online. Kamu tinggal mendaftarkan diri ke Chamber of Commerce, membeli satu set lingerie dan sekotak kondom, lalu kamu sudah bisa bekerja," terang Lucy.




(wsw/wsw)

Hide Ads