Jepang termasuk negara yang paling suka dikunjungi orang asing. Namun, survei mengungkap banyak dari mereka kecewa dengan bau mulut orang Jepang.
Survei tersebut dilakukan majalah wanita Jepang Shukan Josei Prime. Mereka mengumpulkan tanggapan dari 100 peserta survei dan ditanya 'pernahkah Anda kecewa dengan nafas orang Jepang?'.
Sebanyak 72 persen menjawab 'ya'. Dengan persentase yang sama, responden juga ingin orang Jepang 'teliti tentang kebersihan dan perawatan mulut'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu responden mengatakan dia menyukai orang Jepang, tetapi dia tidak bisa menerima napas orang Jepang. Dia mendefiniskannya sebagai napas yang sangat buruk.
"Sejujurnya tidak ada negara dengan nafas yang lebih buruk," kata dia.
Lebih lanjut, Shukan Josei Prime mewawancarai dokter gigi Maki Morishita dari Japan Dental Research Institure. Ia berhipotesis mungkin ada beberapa karakteristik budaya yang membuat orang Jepang lebih rentan terhadap bau mulut yang tidak disengaja.
"Orang Jepang cenderung mempertahankan lebih banyak ruang pribadi daripada orang di Barat," kata Morishita.
Baca juga: Jepang Resesi Seks, Jepang pun Menua |
Ia menjelaskan kontak fisik seperti pelukan, jabat tangan, tos, dan ciuman di depan umum semuanya relatif jarang terjadi di Jepang.
"Orang Jepang juga sadar untuk tidak membuka mulut terlalu lebar saat tertawa karena menurut mereka itu tidak sopan. Jadi, ada sedikit tekanan untuk mengatur napas sehingga tentang kebersihan mulut bisa menjadi lemah," ujarnya.
Morishita juga mengatakan bahwa dia sering bertemu pasien yang secara keliru percaya bahwa mereka dapat membersihkan gigi secara menyeluruh hanya dengan sikat gigi dan pasta gigi biasa. Namun mereka mengabaikan pentingnya penggunaan benang atau sikat interdental dan obat kumur secara teratur.
Sementara itu dilansir dari Soranews 24, ada dua faktor lain yang perlu diperhatikan ketika membahas nafas orang Jepang yakni intensitas merokok dan minum yang cukup tinggi di sana.
Shukan Josei Prime tidak merinci demografis pada responden selain bahwa mereka adalah orang asing yang tinggal di Jepang. Komunitas ekspatriat ini cenderung condong ke anak muda dan orang yang lebih muda cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di bar, pub, dan pesta yang biasanya orang merokok dan minum.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol