Welcome d'travelers !

Ayo share cerita pengalaman dan upload photo album travelingmu di sini. Silakan Daftar atau

ADVERTISEMENT

Jumat, 27 Jan 2023 09:37 WIB

TRAVEL NEWS

Banyak Turis China ke Karangasem tapi kok Okupansi Hotel Minim?

Chinese tourists arrive at Ngurah Rai international airport in Bali, Indonesia on Sunday, Jan. 22, 2023. A direct flight from China landed in Indonesias resort island of Bali for the first time on Sunday in nearly three years after the route was cancelled due to the pandemic.  (AP Photo/Firdia Lisnawati)
Ilustrasi turis China. Foto: AP/Firdia Lisnawati
Jakarta -

Turis China sudah bisa kembali berwisata di Bali. Kabupaten Karangasem termasuk yang banyak dikunjungi namun okupansi hotel masih rendah.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem I Wayan Kariasa menyebut kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) asal China membuat kunjungan ke tempat wisata meningkat. Tak terkecuali di Karangasem.

"Semenjak kedatangan turis asal China, kunjungan wisatawan ke Karangasem meningkat sekitar 50 orang per hari dan ini sangat bagus sebagai awal, karena baru beberapa turis China yang datang ke Bali," ujarnya, Kamis (26/1/2023).

Kariasa mengungkapkan turis Negeri Tirai Bambu itu banyak datang ke obyek wisata, seperti Tirta Gangga, Taman Ujung, hingga Lempuyang. Kunjungan meningkat juga terasa di sejumlah restoran.

Namun, untuk okupansi hotel atau penginapan, dampaknya belum terasa. "Bookingan kamar hotel di Karangasem dari turis China masih minim baru 1-2 orang saja yang menginap," jelasnya.

Pun demikian, Kariasa optimistis apabila kunjungan turis dari China terus berlanjut dalam 2-3 bulan ke depan, maka okupansi kamar hotel pun akan meningkat.

Pasalnya, sebelum pandemi COVID-19, turis asal China biasanya mendominasi kunjungan ke Karangasem. Dominasinya bahkan mencapai 20 persen.

"Turis China paling mendominasi kunjungan. Misalnya, dari 100 orang wisatawan, di antaranya 20 persen adalah turis China. Diharapkan ke depan akan kembali seperti itu," imbuhnya.

Kariasa mengatakan setelah dilanda pandemi COVID-19, turis China yang datang kebanyakan merupakan orang-orang dengan ekonomi menengah ke atas, seperti pengusaha.

Sedangkan, masyarakat biasa sepertinya masih menunggu waktu untuk berkunjung karena kondisi perekonomian mungkin terganggu setelah cukup lama dilanda pandemi. Apalagi, pembatasan mobilitas di China berlangsung cukup lama.

Terkait isu kesehatan, Kariasa mengaku tak khawatir, mengingat turis China yang datang pasti jalan-jalan dalam keadaan sehat.

"Kita tidak terlalu khawatir dengan kedatangan turis China, karena sebagian besar masyarakat sudah mendapat vaksin booster. Bahkan, saat ini sudah mulai dilaksanakan untuk booster dosis kedua. Protokol kesehatan juga masih ketat diterapkan di masing-masing tempat wisata," kata Kariasa.

Artikel ini sudah tayang di detikBali.



Simak Video "Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/pin)
BERITA TERKAIT
BACA JUGA