Kulik-kulik Tentang Bekasi, Budayanya Berasal dari Mana Sih?

Bekasi merupakan daerah yang terletak di Provinsi Jawa Barat dan berdekatan dengan Provinsi Jakarta. Dengan terletak di antara kedua provinsi tersebut membuat banyak orang sering bertanya terkait kultur dan masyarakat Bekasi itu sendiri, apakah berasal dari Betawi atau Sunda?

Pertanyaan ini sering ditanyakan karena masyarakat Bekasi sering terdengar menggunakan bahasa yang lekat dengan bahasa Betawi, tetapi terdapat pula masyarakat yang kerap menggunakan bahasa Sunda dalam kesehariannya.

Namun tak hanya kedua bahasa tersebut yang kerap digunakan. Terdapat pula bahasa lain juga dalam keseharian di sana seperti Bahasa Jawa. Juga terkadang terdapat kosakata Mandarin yang sering diucapkan dalam menyebut jumlah seperti cepek, gopek, seceng, goceng, dan sebagainya.

Banyak bahasa rasanya telah melebur menjadi kesatuan dan menjadi satu bahasa khas Bekasi. Contohnya seperti kalimat yang sering diucapkan oleh orang Bekasi misalnya "Bagen gua mah mau dikata apa ge". Kalimat ini terdiri dari berbagai daerah seperti bagen yang diambil dari bahasa Cirebon, mah dari bahasa Sunda, mau dikata apa dari bahasa Betawi Melayu, ge dari bahasa Banten, serta gua dari bahasa Mandarin.

Bahkan di tiap daerah di Bekasi pun terkadang memiliki dialek tersendiri yang berbeda-beda dan menyerap dari bahasa daerah lainnya. Sehingga Bahasa Bekasi pun sulit diidentifikasi dengan jelas terkait bahasa mana yang menjadi induk bahasa tersebut.

Mungkin banyak dari kamu yang kaget dan baru menyadari terkait semajemuk itu perpaduan bahasa yang tersusun sebagai Bahasa Bekasi. Lalu pertanyaannya, apa kultur asli masyarakat Bekasi?

Sejarawan Bekasi sekaligus pembuat Buku Sejarah Bekasi, Endra Kusnawan pun memberikan keterangan terkait asal-usul sejarah dan kultur Bekasi dalam acara walking tour jelajah Bekasi (21/1/2023).

"Bekasi etnisnya apa? Ternyata ada orang Medan, ada orang Padang dan lain sebagainya. Bekasi kota pendatang tuh bukan tahun-tahun ini saja. Bekasi itu 1.000 tahun kosong," ujar Endra.

"Baru ketika VOC datang 1615, buka lahan di sini banyak orang datang. Dari Jawa datang, eks tentara Mataram ketika mataram menyerang Batavia, eks tentara Banten, ada lagi eks tentara Bugis, para tawanan dari Cirebon. Banyak sekali di sini, petani-petani eks tentara Ambon, banyak juga di sini," Endra menjelaskan.

Hingga akhirnya dirinya pun menjelaskan bahwa tidak ada etnis yang dominan dan tunggal di Bekasi. Karena sedari dulu Bekasi merupakan daerah multi etnis dan daerah para pendatang.

"Pertanyaannya etnis asli bekasi siapa? Betawi? Sunda? Enggak ada, semua pendatang di sini," pungkas Endra.