Enam pendaki dikabarkan tersesat di Gunung Lamongan, Klakah, Lumajang. Namun mereka hanya nge-prank atau menipu tim SAR.
Sebuah video berdurasi 8 detik menggambarkan aktivitas para pendaki yang tersesat tersebut. Sayangnya, di video itu terdengar kalimat tak pantas dari para pendaki. Mereka mengaku hanya berkemah, bukan hilang.
"Ini niatnya camping dua hari, masak-masak. Kok dibilang hilang, ndak jelas," kata salah satu pendaki laki-laki di video yang dilihat detikJatim, Minggu (29/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi detikJatim melalui telepon Pusat Pengendali BPBD Lumajang Kustari membenarkan soal enam orang yang tersesat di Gunung Lamongan. Keenam orang itu berstatus mahasiswa, terdiri dari empat laki-laki dan dua perempuan.
"Mereka naik Gunung Lamongan mulai pukul 17.00 WIB, Kamis (26/1) melalui Pos Mbah Citro," jelas Kustari.
Namun pada pukul 01.00 WIB, Jumat (27/1) salah satu rombongan mengabarkan temannya melalui WhatsApp jika mereka tersesat dan tidak menemukan jalan pulang. Atas laporan tersebut, temannya yang tidak ikut mendaki mendatangi kantor BPBD Lumajang pagi harinya sekitar pukul 09.00 WIB.
Dalam pengakuan ke temannya, tambah Kustari, rombongan tidak menemukan jalan dan memilih ngecamp. Mendapat laporan tersebut, tim SAR yang berjumlah lebih 10 orang bergerak cepat sekitar pukul 10.00 WIB.
Tim mencari di dua titik, yakni Watu Gede dan arah Watu Guci. Dua lokasi itu berjarak sekitar empat kilometer.
Selama melakukan penyisiran dan pencarian di titik koordinat, salah satu rombongan terhubung dengan tim SAR. Mereka mengabarkan kondisinya baik-baik saja.
Berikut nama-nama pendaki yang disebut tersesat di Gunung Lamongan tersebut:
1. Diaz asal Tompokersan
2. Alfan asal Purworejo
3. Elisa asal Labruk
4. Chein asal Kutorenon
5. Brian asal Suwandak
6. Miftah asal Yosowilangun.
Baca artikel selengkapnya di detikJatim
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!