TRAVEL NEWS
Mengenal Tradisi Ritual Kematian, Tari Babukung Khas Kalteng

Dalam peluncuran Kharisma Event Nusantara (KEN) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhir pekan lalu, ada Tari Babukung khas Kalimantan Tengah.
Tarian Babukung ini merupakan budaya khas Kalimantan Tengah, tepatnya berasal dari Kabupaten Lamandau dan merupakan adat dari masyarakat Dayak Tomun. Tarian ini pun berhasil selalu terpilih sejak awal penyelenggaraan KEN pada tahun 2021 hingga saat ini.
Tarian ini merupakan ritual yang kerap kali ditampilkan saat terdapat anggota masyarakat yang meninggal. Biasa dilaksanakan dengan angka ganjil yaitu minimal 3 malam, 5 malam, 7 malam, atau seterusnya sesuai dengan kemampuan.
Menampilkan penari dengan berbagai topeng dengan karakter hewan tertentu yang disebut Luha dan penari disebut sebagai Bukung. Yang menarik dalam tariannya adalah setiap beberapa karakter hewan, yang terdapat perbedaan pula dalam iringan musik yang menghantarkannya.
![]() |
Selain itu tari Babukung bertujuan untuk menjaga sikap adat gotong royong, empati dan kesetiakawanan terhadap masyarakat di Lamandau. Hal tersebut dicerminkan dari tarian ini yang berusaha menghibur dan membantu anggota keluarga yang ditinggalkan dengan tarian dan musik yang dilakukan.
Selain itu, para masyarakat yang menari pun turut memberikan berbagai bantuan baik berupa sembako, hewan ternak, ataupun hal-hal lainnya yang dapat meringankan beban para anggota yang ditinggalkan.
Yang menariknya tak hanya menyuguhkan tarian dengan topeng yang indah, tetapi penggunaan topeng ini pun memiliki makna filosofis yang cukup dalam bagi masyarakat.
"Di saat Babukung itu lah ketika mereka mendengar ada kabar melewati gong yang dipukul itu ada yang meninggal, mereka turun semua itu membantu dan supaya tidak tau siapa yang membantu, maka mereka menggunakan Luha (topeng)," ujar Asisten 2 Sekda Kabupaten Lamandau, Meigo kepada detikcom.
Adat ini dari dulu masih terjaga dan dipraktikkan oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Lamandau. Namun dalam perkembangannya terdapat penurunan dari masyarakat yang mempraktikkannya.
"Kegiatan itu dari dulu terjaga rapi sampai saat ini, walaupun di dalam perkembangannya itu sekarang semakin menurun jumlahnya karena masyarakat mulai ada yang menganut kepercayaan lain," ujarnya.
![]() |
Berangkat dari itu, maka Pemerintah Daerah pun berusaha untuk merawat dan mengenalkan tradisi ini yang memiliki nilai-nilai budaya yang sangat tinggi.
"Jadi di Kabupaten Lamandau itu setiap desa, kelurahan, kecamatan, event itu digelar setiap tahunnya," jelas Meigo.
Bahkan hingga sampai saat ini Tari Babukung ini selalu menjadi langganan di KEN ataupun kegiatan sebelumnya yaitu Kalender Of Event yang dilaksanakan Kemenparekraf. Untuk saat ini mereka mewakili Kalimantan Tengah bersama budaya lainnya yaitu Festival Isen Mulang yang merupakan budaya yang diajukan oleh Provinsi.
Simak Video "Kemeriahan Peluncuran Kharisma Event Nusantara 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(sym/ddn)