Tahukah kamu, Brebes di Jawa Tengah kerap dijuluki Sundanya Jawa. Ini karena di sana banyak orang sehari-hari berbahasa Sunda.
Setidaknya ada tujuh kecamatan di Brebes yang menggunakan bahasa Sunda itu meliputi Salem, Bantarkawung, Banjarharjo, Kersana, Losari, Ketanggungan, dan Larangan.
Menurut sejarawan sekaligus Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Brebes, Wijanarto, penggunaan bahasa Sunda di tujuh kecamatan itu merupakan salah satu bukti adanya pengaruh budaya Sunda di Jawa Tengah, yakni Brebes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Kecamatan Salem, mayoritas masyarakatnya bercakap menggunakan bahasa Sunda. Sedangkan di enam kecamatan lain, sebagian masyarakatnya ada yang menggunakan bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa Jawa di enam kecamatan itu pun dibagi menjadi dua dialek, yakni dialek Jawa Brebesan dan Cirebonan.
Baca juga: Sejarah Telur Asin, Oleh-oleh Khas Brebes |
"Wilayah Kecamatan Salem, budaya Sunda mendominasi. Sementara enam kecamatan lainnya campuran Jawa dan Sunda. Dipakainya bahasa sunda di tujuh kecamatan itu menjadi bukti yang menguatkan bahwa daerah itu dipengaruhi kebudayaan Sunda," kata Wijanarto saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu.
Selain pertautan bahasa, kata Wijanarto, ada pula pertautan historis. Ikatan antara Jawa dan Sunda di Brebes dikuatkan oleh beberapa cerita rakyat yang ada, seperti cerita Ciung Wanara.
Dalam cerita itu dikisahkan pertempuran antara Ciung Wanara sebagai representasi kekuatan Pajajaran dengan Arya Bangah, representasi kekuatan Majapahit. Pertempuran itu berakhir dengan pemisahan wilayah di tapal batas sungai yang disebut Cipamali atau Pemali, sungai terbesar di Brebes.
"Sungai Pemali menjadi pembatas antara brang kulon (barat) dan wetan (timur). Brang wetan adalah Jawa dan kulon adalah Sunda. Batas mandala itu sampai ke selatan ke wilayah Banyumas, di sana ada sungai Cisarayu atau Serayu," terang dia.
Pengaruh budaya Sunda di Brebes juga terlihat dari banyaknya ritus dan seni adat yang mengaitkan pertautan wilayah Brebes dengan Jawa dan Sunda.
Ada pula catatan-catatan dalam manuskrip Pujanggan Manik, di antaranya kunjungan kedinasan Bupati Brebes Aria Tjhandranegara 1 (masa pemerintahan 1880 - 1885) ke wilayah selatan yaitu distrik Bantarkawung dan Salem.
Artikel selengkapnya baca di detikJateng.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!