Turis asing seperti emoh berbelanja dalam skala besar di mal-mal Indonesia. Keruwetan tax refund jadi salah satu faktor utama tidak menariknya berbelanja di Tanah Air.
Chairman DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menjabarkan apakah mereka lebih cenderung berbelanja ke pasar tradisional atau tidak. Karena, menurut dia, ada dua macam wisata belanja bagi turis asing.
"Kalau yang belanja secara umum itu tadi saya kira masih belum ya. Karena tadi, banyak terkait dengan banyak hal termasuk tax refund yang harus kita benahi dan tingkatkan," kata Alphonzus di acara seminar dan rakernas APPBI di Jakarta, Kamis (23/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wisata belanja itu kan bisa dibagi dua. Ada yang memang mereka untuk mencari produk-produk unik, khusus atau khas dari negara-negara yang mereka kunjungi," kata dia.
"Tapi ada juga tujuan belanja untuk barang-barang yang lebih umum. Kalau barang-barang tradisional atau unik dari suatu negara khususnya di Indonesia, saya kira sekarang malah menjadi yang utama, begitu," kata dia.
Lalu, apakah mal-mal di Indonesia sudah menyediakan apa yang turis asing cari? Jawabannya sudah. Karena, mal-mal di beberapa kota destinasi wisata unggulan akan memiliki pojok penjualan barang-barang lokal.
"Saya kira di beberapa lokasi, tujuan wisata seperti Bali dan Yogyakarta, saya kira sudah ada. Mereka memiliki banyak mal yang menyediakan atau menjual barang lokal yang unik dan tradisional," kata Alphonzus.
"Kita lihatlah di Bali, saya kira semua mal rata-rata, menyiapkan menyediakan barang tersebut. Juga di beberapa lokasi lain yang menjadi tujuan wisata pasti memilikinya," ujar dia lagi.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour