Walau China telah mencabut pembatasan dan karantinanya, sepertinya belum menjadi alasan kuat untuk turis mau berkunjung kembali. Buktinya, masih banyak bangku kosong untuk penerbangan ke China.
Hal ini diungkapkan Benyamin Ismail, chief executive officer AirAsia. Dia menyebutkan masih banyak orang China yang ragu untuk kembali pulang. Penjualan tiket belum mencapai persentase pra-pandemi di mana keterisian bangku 90% pada rute China.
"Penjualan tiket belum ada kenaikan berarti. Banyak orang masih ragu tentang persyaratan orang China yang kembali ke China, apakah Anda perlu dikarantina. Meskipun mereka mengatakan buka, kami tidak tahu apakah Anda memiliki COVID, Anda harus tinggal di pusat atau tidak," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benyamin juga mengungkapkan bahwa AirAsia X berencana memulai penerbangan ke Guangzhou, Shanghai, dan Chengdu bulan ini. Layanan ke Beijing dimulai sekitar bulan April. Dia menyebutkan bahwa perjalanan keluar dari Malaysia ke China sangat buruk karena persyaratan pengujian COVID dan proses visa yang rumit.
Jumlah turis China yang berlibur melonjak
Di sisi lain, dibandingkan dengan jumlah wisatawan di China yang tidak mencapai harapan, jumlah wisatawan China yang keluar justru melonjak.
"Selamat Datang di Thailand!" Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin, Menteri Transportasi Thailand Sasaeng, dan Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Piap dengan hangat menyambut para turis Tiongkok yang baru tiba pada tanggal 9 dan memberi mereka hadiah yang sangat indah.
China adalah sumber wisatawan terbesar Thailand. Otoritas Pariwisata Thailand mengatakan bahwa kembalinya wisatawan Tiongkok akan semakin meningkatkan industri pariwisata Thailand. Diperkirakan 300.000 turis China akan mengunjungi Thailand pada kuartal pertama tahun ini, dan 5 juta akan mengunjungi Thailand sepanjang tahun.
AP melaporkan bahwa Thailand, Indonesia, dan hotspot turis Asia lainnya telah memutuskan untuk tidak memberlakukan pembatasan apa pun pada turis China.
Data menunjukkan bahwa pesanan untuk perjalanan ke luar negeri selama tujuh hari Festival Musim Semi meningkat sebesar 540% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, dan rata-rata biaya pesanan meningkat sebesar 32% dari tahun ke tahun. Diantaranya, pesanan perjalanan ke Melbourne, Australia, selama Festival Musim Semi meningkat lebih dari 50 kali lipat dari tahun ke tahun. Sedangkan pesanan perjalanan ke Bangkok, Thailand, meningkat lebih dari sepuluh kali lipat.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks