Rusaknya kebun bunga bunga edelweis rawa di Ranca Upas, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat disorot. Bunga itu bukan edelweis di gunung yang lebih populer selama ini.
Kegaduhan itu bermula dari cuitan pemilik akun Tiktok @mang_uprit_mangprang79. Dalam video itu, dia meluapkan kekecewaan kepada pengendara dan panitia dari Perhutani yang sembarangan dalam menyelenggarakan event Ranca Upas Trail Adventure 2023.
Pantauan detikJabar, area tanaman edelweiss mengalami kerusakan pasca adanya event trail beberapa waktu lalu. Tanaman edelweiss tersebut berada di kawasan Savana, Ranca Upas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mang Uprit atau Supriatna (44) adalah petani edelweis rawa itu. Dia kesal betul dengan ulah komunitas trail itu. Sebab, edelweis itu ditanamnya dua tahun silam.
"Untuk kondisi sangat lumayan bagi perasaan saya itu mengerikan lah yang udah saya tanam ternyata pas udah saya lihat hancur," ujar Mang Uprit, saat ditemui di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).
Mang Uprit menyebut edelweis rawa itu sulit tumbuh di Indonesia, Hanya ada dua kawasan habitat edelweis rawa itu. Selain di Ranca Upas, edelweis rawa itu tumbuh di Garut.
"Menurut pengetahuan saya untuk bunga rawa atau edelweis rawa, orang lokal menyebutnya, itu ada di dua negara, di California dan Indonesia. Terus di Indonesia keberadaannya ada di dua tempat, di Rawa Gunung hidupnya di Ranca Upas dan Ciharus Kamojang," kata dia.
"Memang sangat langka sekali keberadaan bunga itu. Makanya kemarin memang saya akui saya sedikit emosi, terpancing suasana dengan kondisi yang rusak seperti itu," ujar dia.
Imam, peneliti di Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan BRIN menyebut edelweis rawa itu tidak sama dengan edelweis yang dijuluki bung abadi.
"Bahkan, kedua buang itu berasal dari famili dan marga yang berbeda," kata Imam dalam perbincangan dengan detikTravel.
"Sepengetahuan saya, edelweis itu termasuk dalam suku Asteraceae marga Anaphalis, dan umumnya tumbuh di dataran tinggi. Untuk edelweis rawa, yang dimaksud di beberapa media, itu termasuk dalam suku Eriocaulaceae, marga Syngonathus. Jadi, secara taksonomi memang berbeda," dia menambahkan.
"Edelweis rawa itu memiliki nama spesies Syngonathus flavidulus berdasarkan Plant of the World Database, jenis ini native di Alabama, Florida, Georgia, North Carolina, South Carolina. Adapun edelweis yang tumbuh di ketinggian itu Anaphalis javanica," dia menambahkan.
Selain dikenal dengan nama edelweis rawa, bunga itu juga dinamai yellow hatpins. Edelweis rawa menawan dengan bunga berwarna putih kekuningan. Bentuknya menyerupai payung yang berdiri liar di daerah rawa atau tanah basah.
Bunga ini disebut sebagai edelweis rawa karena bentuk dan sifatnya yang mirip dengan bunga edelweis. Bunga itu juga sama-sama tak mudah layu saat dipetik, sama abadinya dengan bunga edelweis.
Yellow hatpins merupakan salah satu dari kelompok tumbuhan air. Tanaman jenis ini melakukan fotosintesis dari tanah, bukan dari udara.
Sementara itu, edelweis atau Anaphalis javanica tumbuh di gunung-gunung di Indonesia, biasa di ketinggian 1.600-3.600 mdpl. Di antaranya di gunung Gunung Lawu, Gunung Semeru, Gunung Gede-Pangrango, hingga Gunung Rinjani.
Edelweis dijuluki bunga abadi karena tidak layu sampai 10 tahun kemudian kendati dipetik dari tangkainya. Bunga ini termasuk bunga dilindungi dan diatur dalam beleid Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya. dalam perkembangannya, bunga edelweis mulai dibudidayakan di sejumlah tempat, salah satunya di Bromo.
"Kami pernah mencoba untuk membudidayakan edelweis dari Gunung Gede Pangrango di Cibodas. Ada yang tumbuh dan berbunga, tetapi tidak semuanya bisa tumbuh," kata Imam.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol