TRAVEL NEWS
Jam Gadang dan Big Ben Rupanya Masih Saudara Jauh

FOKUS BERITA
Jelajah Pesona SumatraJam Gadang di Bukittinggi sering disebut sebagai kembaran Big Ben di London. Sebabnya, keduanya menggunakan mesin jam yang sama.
Mesin jam yang dipakai Jam Gadang dan Big Ben sama-sama buatan Jerman. Fakta itu diungkapkan pemandu Jam Gadang Surya kepada detikTravel.
"Jam Gadang dengan Big Ben di Inggris, sama pembuatnya. Orang yang buat dan pabriknya sama. Jadi yang membuat namanya Benhard Vortmann dari Jerman. Dia hanya membuat dua di dunia, satu di Inggris dan satu di Bukittinggi," ujarnya.
Karena hanya diproduksi dua di dunia, dapat dikatakan Jam Gadang dan Big Ben ini masih bersaudara. Kendati begitu, penggunaan mesin jam tersebut di Jam Gadang dan Big Ben rupanya ditentukan berdasarkan pesanan orang yang berbeda.
"Kalau Big Ben itu dipesan Raja Inggris. Yang di Bukittinggi dibuat atas pesanan Ratu Wilhelmina," katanya.
![]() |
Ratu Belanda Juliana memang menginginkan pembangunan Jam Gadang sebagai hadiah untuk sekretaris Fort de Kock (kini Bukittinggi) pada masa Hindia Belanda yang bernama Rook Maker. Pembangunan dimulai tahun 1924 dan rampung di tahun 1926.
Proyek pembangunan Jam Gadang ini terbilang prestius pada masanya karena menghabiskan biaya hingga 3.000 Gulden. Jam yang dibuat orang Jerman itu didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui Pelabuhan Teluk Bayur.
Untuk menaranya, arsitek lokal bernama Yazid Rajo Mangkuto yang merancangnya. Pembangunan Jam Gadang juga terbilang unik karena tidak menggunakan besi penyangga dan adukan semen melainkan campuran kapur, pasir putih, dan putih telur.
Meskipun tak memakai besi dan semen, Jam Gadang masih kokoh berdiri hingga nyaris 100 tahun. Hingga kini, perawatan jam masih terus dilakukan sehingga kamu bisa mengandalkan jam ini sebagai penanda waktu yang tepat.
Baca juga: 7 Mitos Gunung Kerinci |
Simak Video "Menaiki Puncak Menara Jam Gadang, Bukittinggi"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)