Selandia Baru Sediakan Rp 60 M untuk Healing Remaja Patah Hati

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Selandia Baru Sediakan Rp 60 M untuk Healing Remaja Patah Hati

Femi Diah - detikTravel
Selasa, 28 Mar 2023 08:18 WIB
ilustrasi
Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Pemerintah Selandia Baru membuat terobosan untuk membantu remaja yang patah hati setelah putus cinta. Ada dana sosial buat healing.

Dikutip dari CNN, kampanye itu dilakukan dalam Program Love Better. Pemerintah menganggarkan dana USD 4 juta (sekitar Rp 60 miliar) selama tiga tahun melalui Kementerian Pembangunan Sosial untuk membantu remaja pulih dari putus cinta.

"Putus cinta dipandang sebagai tantangan bersama," kata Menteri Asosiasi Pembangunan Sosial dan Ketenagakerjaan Priyanca Radhakrishnan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Putus cinta memang menyebalkan," bunyi sebuah video promosi untuk kampanye Love Better.

Dalam video itu ditunjukkan remaja yang berbicara tentang perlunya memblokir mantan dan mengalihkan diri dari hubungan masa lalu.

ADVERTISEMENT

Dalam kampanyenya, Love Better menyediakan layanan telepon khusus, teks, atau saluran bantuan email untuk remaja yang putus cinta. Layanan ini dilakukan oleh Youthline, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mendukung remaja berusia 12 hingga 24 tahun. Youthline menerima sebagian anggaran dalam program itu.

"Ini adalah cara untuk menginspirasi orang lain untuk membangun kekuatan, harga diri, dan ketangguhan mereka sendiri," kata Radhakrishnan.

Kementerian Pembangunan Sosial menyebutkan survei terhadap 1.200 anak muda Selandia Baru mendapati 68% telah mengalami patah hati yang luar biasa sakit karena putus cinta.

Radhakrishnan mengatakan tujuan dari kampanye ini adalah untuk mendukung kaum muda melalui masa-masa sulit setelah putus cinta agar dapat memberikan dampak positif dalam hubungan di masa depan.

Lebih dari itu, kampanye Love Better adalah bagian dari strategi nasional pemerintah yang lebih luas untuk menghapuskan kekerasan dalam keluarga dan kekerasan seksual.

"Selandia Baru memiliki angka statistik kekerasan dalam keluarga dan kekerasan seksual yang memalukan. Makanya, kami membutuhkan pendekatan inovatif untuk memutus siklus ini," kata Radhakrishnan.

Menurut Kementerian Kehakiman, setiap tahun, Polisi Selandia Baru menyelidiki lebih dari 100.000 insiden kekerasan dalam keluarga. Pada tahun 2020, polisi menerima 9.723 laporan kekerasan seksual dan sekitar setengah dari orang yang melaporkan pelanggaran kekerasan seksual di Selandia Baru berusia di bawah 18 tahun pada saat kejadian, menurut Kementerian Kehakiman.




(fem/fem)

Hide Ads