Amsterdam merilis video kampanye untuk mengusir turis yang datang hanya untuk narkoba dan seks. Video pertama ini ditujukan kepada turis Inggris.
Dilansir dari The Gurdian, Kamis (30/3/2023) Amsterdam memberikan peringatan keras kepada turis Inggris yang hanya ingin mengacau di kotanya. Amsterdam langsung mengatakan 'menjauh' untuk turis Inggris bila ingin mengganja dan teler di sana akan berakibat fatal.
Kenapa sasarannya turis Inggris?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, berdasarkan penelitian kebanyakan turis yang bikin onar di Red Light District adalah orang Inggris berusia 18-35 tahun dan pria Belanda dengan usia yang sama. Mereka pesta bujang, jelajah pub, dan minum sepanjang malan hingga mengonsumsi narkoba sepanjang malam.
Terdapat dua video kampanye yang 'mengancam' turis yang ingin berbuat onar. Yang pertama video menceritakan seorang turis yang jalan dalam kondisi mabuk ditangkap oleh polisi. Kemudian dia didena dan diasukan ek dalam penjara. Dalam videonya, Amsterdam menuliskan 'So coming to Amsterdam for a messy night? Stay away' (Jadi datang ke Amsterdam untuk malam yang kacau? Pergi sajalah).
"Datang ke Amsterdam untuk malam yang berantakan + terlantar = denda β¬140 + catatan kriminal = lebih sedikit prospek"
Campagnevideo Stay Away versie 1 from Gemeente Amsterdam on Vimeo.
Video kedua menunjukkan seorang pemuda pingsan di bangku di sebuah taman. Kemudian, datanglah paramedis memasang masker oksigen di wajahnya, dan membawanya dengan ambulans ke rumah sakit.
Dia kemudian ditampilkan di brankar secara bergantian berbicara dengan petugas kesehatan, ditutupi kain putih, dan dihubungkan ke tas infus dan perangkat lain.
"Datang ke Amsterdam untuk minum obat + kehilangan kendali = perjalanan rumah sakit + kerusakan kesehatan permanen = keluarga yang khawatir," bunyi teks videi kampanye.
"Jadi datang untuk narkoba ke Amsterdam? Menjauhlah".
Dikutip dari CNN, Sofyan Mbarki, wakil walikota Amsterdam, mengatakan tindakan itu untuk memangkas pertumbuhan turis yang tidak bertanggung jawab.
"Pengunjung masih diterima, tetapi tidak jika mereka berperilaku buruk dan menyebabkan gangguan. Sebagai sebuah kota, kami mengatakan, kami lebih suka tidak memiliki ini, jadi menjauhlah," katanya dalam pernyataan pers.
"Amsterdam sudah mengambil banyak tindakan terhadap pariwisata dan gangguan yang berlebihan, dan kami mengambil lebih banyak tindakan daripada kota-kota besar lainnya di Eropa. Tetapi kita harus melakukan lebih banyak lagi (di) tahun-tahun mendatang jika kita ingin memberikan pariwisata tempat yang berkelanjutan di kota kita," ujar dia.
Kampanye akan dimulai dengan Inggris, kemudian diperluas ke Belanda dan seterusnya kepada negara-negara yang berpotensi menimbulkan gangguan.
Amsterdam juga akan meluncurkan kampanye 'how to Amsterdam' bulan ini yang ditujukan kepada turis yang sudah ada di kota. Melalui media sosial dan rambu jalan, wisatawan akan diperingatkan tentang mabuk, terlalu berisik, membeli narkoba dari pedagang kaki lima dan larangan buang air kecil di tempat umum.
Dewan kota juga sedang berbicara dengan penyedia pesta bujangan untuk mencari tahu bagaimana mereka dapat mengurangi pariwisata pengganggu di pusat kota, dan sedang menunggu hasil penelitian tentang kemungkinan penerapan pajak turis.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol