Amsterdam sedang berusaha mendongkrak citra untuk bebas dari wisata 'liar dan tanpa' aturan, serta menghapus rumah buat traveler yang berburu seks dan narkoba. Namun, para PSK justru tidak terima dan melayangkan protes.
Diberitakan CNN, Senin (3/3/2023) Amsterdam segera menerapkan aturan baru untuk pekerja seks komersial (PSK) mulai tanggal 1 April 2023. Aturan itu mewajibkan bisnis pekerja seks Amsterdam untuk menutup pintu mereka pada jam 3 pagi untuk 'memerangi' prilaku turis yang mengganggu di Red Light District.
Pengurangan jam kerja terjadi di tengah kampanye yang sedang berlangsung oleh dewan kota untuk memindahkan pekerja seks ke 'pusat erotis' di luar jantung kota Amsterdam. Selain itu, Amsterdam juga memperkenalkan langkah-langkah untuk membatasi kapal pesiar, membatasi sewa penginapan, serta melobi pajak penerbangan untuk menangani penerbangan murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pekerja seks tidak terima dengan keputusan dewan kota itu. Mereka menganggap dewa menyudutkan profesi mereka. Para PSK merasa didiskriminasi secara tidak adil dan digunakan sebagai kambing hitam untuk masalah kota dengan pariwisata massal.
Kehilangan pendapatan
Alasan paling besar dalam penolakan aturan baru itu berhubungan dengan pendapatan PSK. Salah satu pendapat disampaikan oleh Felicia Anna (nama samaran) adalah mantan pekerja seks yang telah tinggal di Amsterdam selama 13 tahun dan sekarang menjadi ketua Red Light United, serikat pekerja jendela di Red Light District Amsterdam.
Anna mengatakan pengurangan jam kerja akan secara drastis mengurangi pendapatan PSK. Dan, imbasnya mereka akan kesulitan menutupi pengeluaran sehari-hari, seperti sewa ruangan di red light distrik itu serta biaya taksi.
"Sebagian besar pekerja mulai bekerja setelah jam 12 atau jam satu dini hari, ketika bar mulai tutup," kata Anna.
"Sekarang Anda mungkin hanya punya waktu dua jam untuk menghasilkan uang, itu tidak cukup," dia menambahkan.
Violet (nama samaran) adalah pekerja seks dan koordinator Pusat Informasi Prostitusi (PIC), sebuah organisasi berbasis di Amsterdam yang memberikan informasi dan pendidikan tentang pekerjaan seks.
Violet mengatakan pengurangan jam kerja terutama akan berdampak pada komunitas transgender. Dia menyatakan bahwa banyak klien yang datang antara pukul 03.00- 06.00 meminta pekerja seks transgender.
Dia juga berbicara tentang masalah kesejahteraan bagi semua pekerja seks, menjelaskan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk pulang dengan selamat.
"Jika Anda pulang ke rumah pada pukul 03.00, terutama jika semuanya tutup, maka Anda, sebagai pekerja seks, akan berada dalam kerentanan yang lebih besar," kata Violet.
Violet membandingkannya dengan pukul 06.00, yang menurut mereka memiliki lebih banyak aktivitas sosial dan pilihan transportasi.
"Penghasilan kami biasanya berbasis uang tunai. Jadi, saat itu di pagi hari, kita bisa jalan-jalan dengan membawa banyak uang. Jika tidak banyak orang di jalan, ini memberi kesempatan kepada orang yang ingin menyakiti kita," kata Violet.
Para PSK melakukan demo
Pengurangan jam kerja yang baru adalah dorongan terpisah oleh dewan kota untuk menutup tempat usaha dan memindahkan pekerja seks ke pusat erotis di luar pusat kota. Para PSK melakukan protes pada hari Kamis lalu, saat para dewan membahas pilihan lokasi untuk pusat erotis yang diusulkan.
Para pengunjuk rasa menyerahkan petisi yang ditandatangani oleh 266 pekerja seks kepada Walikota Amsterdam Femke Halsema, menurut Red Light United.
Wali Kota Halsema menyatakan bahwa beberapa pengunjung melihat PSK hanya sebagai objek wisata. Nah, dengan dipindahkannya ke pusat erotis akan mengurangi tekanan di Red Light District dan menciptakan tempat aman bagi pekerja seks.
Namun, pekerja seks tidak setuju. Red Light United berpendapat bahwa pusat erotis dapat menciptakan lingkungan untuk lebih banyak kejahatan.
"Hal yang bermanfaat untuk bekerja di belakang jendela adalah terlihat, dan Anda merasa lebih aman. Di pusat erotis, Anda tidak memiliki perasaan yang sama karena Anda tertutup di dalam gedung," kata Anna.
Violet melihat dari sisi keamanan. Menurut dia merelokasi PSK akan menghilangkan beberapa perlindungan sosial.
"Jika Anda memindahkan Red Light District, Anda akan mendapatkan perilaku yang lebih terkonsentrasi di area yang juga tidak dapat dipantau, dan tidak tunduk pada pengawasan publik," kata Violet.
"Salah satu hal yang hebat tentang menjadi pekerja seks di Amsterdam adalah ketika orang mengeluarkan kamera mereka, dan mencoba mengambil foto, bukan hanya pekerja seks yang membantu tetapi juga masyarakat setempat," kata Violet.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit