Luhut Marah Besar, Ada Bule yang Nuduh Polisi Malak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Luhut Marah Besar, Ada Bule yang Nuduh Polisi Malak

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Senin, 03 Apr 2023 20:01 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan (Kadek-detikcom)
Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kadek-detikcom)
Jakarta -

Ulah oknum-oknum bule nakal di Bali jadi sorotan utama pemerintah. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap salah satu yang dianggap keterlaluan.

Karena, kata-kata yang dikeluarkan bule ini sudah merendahkan pihak berwajib Indonesia. Ia menyebut tidak boleh ada lagi pembiaran jika ada kejadian serupa.

"'You want to steal money?' ucap seorang wisatawan mancanegara kepada seorang polisi beberapa waktu lalu di Bali," kata luhut dalam unggahan di Instagram resminya, dikutip Senin (3/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah menonton video itu saya sampaikan kepada seluruh jajaran K/L yang hadir dalam rakor terkait penertiban wisatawan mancanegara di Bali hari ini, bahwa kita tidak boleh membiarkan siapapun meremehkan Indonesia," imbuh dia geram.

Karena hal di atas, Luhut ingin semua pihak berwenang bisa menindaknya dengan tegas. Lebih lanjut, keberanian bule melanggar aturan juga disebabkan oleh biaya hidup rendah di Bali.

ADVERTISEMENT

"Tidak boleh kita tinggal diam terhadap perbuatan melanggar hukum apalagi ditambah dengan menghina institusi negara. Berdasarkan data yang kami miliki, Bali menjadi salah satu destinasi wisata di dunia dengan biaya yang amat murah," kata dia.

"Hal ini tentunya mendorong para wisman yang berpendapatan rendah, datang ke Bali dan akhirnya melanggar tata tertib di sana," imbuh Luhut.

Kembali ke pariwisata berkualitas

Lalu, Luhut membeberkan data dari Travel Tourism Development Index 2021. Di dalamnya dikonfirmasi bahwa pengeluaran wisman di Indonesia, lebih rendah dibandingkan negara yang menawarkan wisata berkualitas.

"Permasalahan ini semakin membuat saya yakin bahwa Bali harus kembali pada peta jalan transformasi pariwisata dari mass tourism ke pariwisata berkualitas (quality tourism)," urai dia.




(msl/wsw)

Hide Ads