Perang Rusia Bikin Maskapai Eropa Buntung, tapi Bikin China Untung?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perang Rusia Bikin Maskapai Eropa Buntung, tapi Bikin China Untung?

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 26 Apr 2023 20:05 WIB
China Airlines di Bali
China Airlines. Foto: (Angkasa Pura 1)
Moskow -

Sejak hari-hari awal perang Rusia - Ukraina, Uni Eropa dan Rusia menutup wilayah udara mereka satu sama lain. Membuat pesawat dari masing-masing pihak tidak leluasa terbang di atas langit tersebut.

Ditutupnya wilayah udara Rusia, membuat banyak maskapai Eropa terpaksa membuat jalan memutar, khususnya ketika ingin melakukan penerbangan ke Asia. Namun hal itu tidak berlaku bagi maskapai China yang memiliki penerbangan ke Eropa.

Hal itu karena Beijing dan Moskow masih memiliki hubungan harmonis, sehingga rute langsung dan lebih cepat tetap dapat dilalui di atas udara Rusia. Hal ini membuat maskapai China lebih untung karena hanya mengeluarkan bahan bakar yang lebih sedikit dan waktu tempuh yang lebih cepat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penutupan wilayah udara Rusia untuk maskapai Eropa telah memaksa maskapai Eropa untuk mengambil jalan memutar, yang melibatkan lebih banyak rute penerbangan selatan ke Asia Timur dan Asia Tenggara," ucap managing director of Airlines for Europe (A4E), Laurent Donceel, dikutip dari CNN, Rabu (26/4/2023).

"Ini menghasilkan waktu penerbangan yang lebih lama dan menambah bahan bakar yang digunakan pada penerbangan," katanya.

ADVERTISEMENT

Asosiasi maskapai penerbangan terbesar di Eropa, anggota A4E seperti British Airways, Air France, KLM, Lufthansa dan Finnair, mereka memiliki rute dan waktu penerbangan yang terpengaruh oleh penutupan wilayah udara Rusia.

Finnair, yang beroperasi dari pusat penerbangan utama di Helsinki, menjadi yang paling terpukul, karena lokasinya berdekatan dengan Rusia. Bahkan menurut Donceel, penerbangan antara Helsinki dan Singapura kini bertambah 1.400 kilometer. Sedangkan Helsinki dan Seoul, ada tambahan 4.000 kilometer.

"Untuk menempatkannya dalam konteks, 1.400 kilometer menambah 1,25 jam untuk penerbangan, dan 4.000 kilometer menambah tujuh jam dalam perjalanan pulang-pergi antara Helsinki dan Seoul," kata Donceel.

Selain beresiko menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang, Ia menambahkan bahwa hal itu juga memiliki dampak komersial.

"Hal ini menempatkan maskapai penerbangan Eropa pada posisi yang tidak menguntungkan secara kompetitif," ujarnya.

Ben Smith, CEO Grup Air France-KLM, menyebut sebagai "keuntungan yang tidak adil" dalam wawancaranya dengan Financial Times, yang terbit pada 17 Februari 2023.


Saat ini penerbangan langsung China Eastern dari Shanghai memakan waktu 12 jam, sedangkan Air France, yang bermitra dengannya melalui aliansi maskapai SkyTeam, memakan waktu 14 jam.

Demikian juga penerbangan langsung dari Frankfurt ke Beijing, dengan maskapai Jerman Lufthansa menempuh waktu 11 jam. Sementara mitra China-nya di Star Alliance, yakni Air China, hanya perlu 9 jam.

Membuat beberapa maskapai angkat kaki

Beberapa maskapai penerbangan Barat dikabarkan telah meninggalkan rue ke Asia Timur. Misalnya Virgin Atlantic yang telah hampir 30 tahun beroperasi melayani rute London ke Hong Kong, mengakhiri rutenya dengan alasan dampak logistik dari jalan memutar tersebut.

"Atas dasar wilayah udara Rusia yang masih ditutup, waktu penerbangan Heathrow - Hong Kong akan jadi sekitar 60 menit lebih lama dan waktu penerbangan Hong Kong - Heathrow jadi 1 jam 50 menit lebih lama daripada sebelum penutupan wilayah udara," kata maskapai tersebut kepada CNN.

Protes maskapai lain

Protes dilayangkan oleh pendiri Virgin Group, Richard Branson, atas keuntungan tak langsung yang didapatkan maskapai China. Ia menyatakan dukungan untuk larangan semua maskapai China terbang ke Inggris melalui wilayah udara Rusia alam wawancaranya kepada The Telegraph pada (5/11/2022).

Dirinya bahkan mengatakan bahwa maskapai penerbangan yang terbang di atas Rusia secara tidak langsung membantu upaya perang Kremlin (Rusia).

Larangan terbang di wilayah Rusia

Setelah invasi Rusia-Ukraina, wilayah udara kedua negara ini telah ditutup untuk maskapai komersial.

Risiko terbang di dekat zona konflik mulai disorot sejak terjadinya kejadian kelam pada tahun 2014. Penerbangan Malaysia Airlines MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak jatuh di atas Ukraina timur dan menewaskan 298 orang.

Kini rute Eropa China tidak terbang di dekat wilayah udara Ukraina. Mereka memasuki atau meninggalkan wilayah udara Rusia di atas Laut Baltik, dekat St. Petersburg.

Namun apakah hal ini langsung berdampak signifikan terhadap keuntungan maskapai China? CNN telah menghubungi tiga maskapai utama milik negara China yakni Air China, China Eastern, dan China Southern, untuk memberikan komentar.

Berkah bagi Maskapai China?

Saat ini, maskapai China belum kembali ke kapasitas penuh seperti sebelum pandemi. Misalnya, China Southern Airlines yang berbasis di Guangzhou, hanya memiliki satu penerbangan per minggu untuk rute Guangzhou ke Paris dan Frankfurt untuk musim panas musim gugur 2023. Sedangkan sebelum pandemi ada satu penerbangan per hari.

Walau begitu, karena maskapai penerbangan China yang berangsur kembali normal dan perang Rusia-Ukraina terus berkecamuk. Maskapai Eropa berpotensi menghadapi tantangan sengit untuk rute Eropa dan Asia Timur atau Tenggara.




(wkn/wsw)

Hide Ads