Rupanya, tidak semua pria happy diminta untuk memotret pasangannya saat liburan. Sekumpulan pria mencurahkan kekesalan mereka secara berjamaah harus menjadi tukang foto dadakan buat istri.
Dilansir dari Mirror, Kamis (4/5/2023), para pria itu menguraikan penderitaan itu di forum Reddit. Yang bikin suami-suami itu makin kesal, kerap kali si istri tidak berterima kasih, tetapi malah memberikan penilaian jelek kepada hasil fotonya.
"Begini biasanya kejadiannya: kami mengunjungi tempat baru, dia langsung meminta saya untuk memotretnya. Saya menurut, tetapi kemudian dia memarahi saya jika fotonya 'jelek' atau jika dia berpikir saya hanya melakukan sedikit usaha untuk mengambil foto yang bagus." pria tersebut menuliskan curhatannya di forum Reddit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi saya harus mengambil foto lagi. Dia memberikan penilaian lagi, komplain, dan meminta foto lagi. Begitu terus sampai dia puas," ujar pria itu.
Pria itu kemudian menyebut kegiatan tersebut betul-betul mengganggu liburan dan sampai bikin frustrasi. Bukan cuma karena ketidakpuasan si istri akan hasil fotonya, tetapi makna liburan untuk bersantai dan healing menjadi tidak maksimal.
"Secara pribadi, saya tidak pernah terlalu suka mengambil foto saat berlibur dan saya belum banyak bepergian ke luar negeri. Saya menyukai momen di tempat liburan, menikmati seluruh pemandangan, dan tenggelam dalam pikiran saya," kata suami itu.
"Namun, pengalaman ini selalu diinterupsi berkali-kali untuk mengambil fotonya, atau berswafoto dengannya, lalu saya kehilangan pengalaman itu karena tiba-tiba mesti mendahulukan sebuah foto," dia menambahkan.
Dia mengisahkan dulu dia memang memotret saat liburan, tetapi tidak mengutamakannya. Dia memotret sekedarnya dan kembali menikmati suasana di tempat itu.
Dalam prosesnya, dia memilih untuk mencoba memahami keinginan istrinya agar tidak perlu mengambil foto berulang-ulang. Dia berusaha untuk memotret istrinya dengan angle terbaik, mendengarkan instruksi istrinya dan menunjukkan usaha lebih maksimal sesuai keinginan istrinya. Eh, cara itu lama-kelamaan tetap saja dikomplain
"Tapi baru-baru ini, dia menyebut fotoku jelek bahkan ketika aku sudah berusaha dengan maksimal untuk mengambil foto 'bagus'," ujarnya.
Dia kembali menambahkan curhatannya.
"Coba bayangkan aku harus mengambil lusinan foto di tempat yang sama, orang yang sama, dan latar belakang yang sama, sampai dia puas atau sampai aku kehilangan kesabaran. Dan, aku harus memotret terus sampai dia bilang; ya sudah oke," kata dia.
Curhatan itu direspons oleh suami-suami yang memiliki pengalaman serupa. Rupanya, jumlahnya cukup banyak.
"Menurut pendapat saya, fotografi adalah ekstra atau hanya alat, bukan tujuan utama saat liburan. Saya ingin melihat hal-hal baru dan bertemu orang-orang baru, keinginan saya untuk memotret kecil kecuali untuk hal-hal yang perlu saya ingat dari momen itu atau untuk mengabadikan sesuatu yang oke secara estetika," pendapat pria lain.
"Saya tahu masuk akal untuk menginginkan foto diri anda, tapi pada titik tertentu hal itu jadi berlebihan," pria lain menimpali.
Bahkan, ada suami yang bercerita bahwa dia sampai di tahap perang dingin dengan pasangannya karena harus memfoto pasangannya lebih dari dua puluh kali saat liburan.
"Istri saya dan saya saat ini berada di Italia dan cuma duduk diam di kamar hotel. Itu setelah saya saya keberatan selfie dengannya untuk yang ke 20 kali di depan Koloseum," seorang suami menambahkan curhatan.
Curhatan ini tampaknya paling 'epik'. Sebab, curhatan itu kemudian dibanjiri komentar empati dan tips untuk menghadapi situasi tersebut.
"Belikan tongkat selfie untuk istrimu," tulis seorang pria memberikan saran.
Orang lain yang dalam situasi serupa, menyarankan untuk berinvestasi dalam tripod serat karbon yang mudah dibawa-bawa dan memungkinkan istri memposisikan foto sesuka hatinya tanpa bantuan foto dari suaminya.
"Ambil foto sebanyak mungkin, jangan hanya satu dan biarkan dia memilih," yang lain menimpali.
"Saya sudah mengalami semuanya, mulai dari saling berteriak di puncak Trolltunga (sebuah bukit) karena wajahnya terlalu buram, hingga berdiri selama 30 menit di bawah terik matahari di Yunani untuk mendapatkan foto yang sempurna," ujar pria lainnya.
Perkumpulan pria lain menyarankan agar para pasangan menahan kekesalannya dan tetap mengambil foto untuk hubungan yang lebih baik ke depannya.
"Mungkin coba ambil foto sialan itu dengan sedikit antusias, karena suatu saat, kamu akan bangun dan istrimu akan membencimu karena dia merasa kamu tidak peduli padanya dan tidak menghargainya dan ketika kamu bertanya padanya kapan hal tersebut terjadi, dia akan menunjukkan hari ketika kamu tidak ingin mengambil fotonya saat berlibur di Italia," kata pria dalam forum tersebut.
Traveler memiliki pengalaman serupa? Atau justru happy saat diminta memotret pasangan?
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda