Destinasi wisata balon udara kini tersedia di bawah kaki Gunung Rinjani. Tepatnya di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Wisata balon udara tersebut telah beroperasi sekitar tiga minggu terakhir. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Malady.
"Ini pengusahanya dari Jawa Barat yang kebetulan pada saat WSBK bulan Maret 2023 itu sudah coba diterbangkan tapi tanpa penumpang di Sirkuit Mandalika. Sekarang pengusahanya coba membuka di destinasi wisata pegunungan Sembalun," katanya saat ditemui detikBali, Kamis (4/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jamaluddin enggan membeberkan identitas pengusaha dan nilai investasi wisata balon udara tersebut. Saat ini, baru ada dua unit balon udara yang dioperasikan di lokasi wisata tersebut. Namun, Jamal mengaku jumlahnya akan terus ditambah ke depan.
"Balon ini dilengkapi dengan operator. Jadi yang sudah profesional dan dilatih. Lewat balon udara ini kita bisa melihat pesona Gunung Rinjani dari ketinggian," kata Jamal.
Untuk tarif balon udara bervariatif. Hal itu tergantung dari durasi balon mengudara. Tarif berkisar di antara Rp 300-400 ribu dengan kapasitas delapan orang sekali mengudara.
"Kalau mau naik balon seperti di TV, seperti di Turki, para pelaku wisata bisa datang ke NTB di Sembalun, di bawah kaki Gunung Rinjani," beber Jamal.
Jamal mengaku destinasi wisata balon udara tersebut berdampak positif bagi pariwisata NTB. Sejak dibuka, para wisatawan penasaran dengan sensasi naik balon udara ramai mendatangi lokasi tersebut.
Ia pun mengajak para investor untuk menanamkan modalnya di NTB. NTB, kata Jamal, memiliki banyak sekali potensi yang dapat menunjang investasi lewat segelintir event internasional yang dihelat.
"Mudah-mudahan dengan hadirnya destinasi wisata di Sembalun ini bisa menambah wisatawan baik yang datang dari domestik maupun mancanegara," ucap Jamal.
Ia pun berharap masyarakat hingga Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk menunjukkan sapta pesona yang baik kepada para wisatawan yang hadir. Sebab hal itu menjadi salah satu faktor penentu tingkat kunjungan wisatawan ke suatu daerah.
"Kalau sudah banyak kunjungan wisatawan, pasti masyarakat kita, pelaku perhotelan, industri, rumah makan akan dapat multiplier effect-nya," beber Jamal.
---
Artikel telah tayang di detikBali
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda