Turis Rusia akhir-akhir ini jadi sorotan karena mereka banyak bertingkah yang meresahkan warga hingga pengusaha wisata.
"Daya beli nggak bagus, sekarang nggak bagus. Nggak ada duit mereka. Dulu sebelum perang iya uangnya banyak, sekarang nggak ada uangnya, justru jadi gembel, cari kerjaan orang lokal, dia nggak ada uang," kata Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B Sukamdani kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (4/5/23).
Kondisi makin parah karena banyak warga negara asing (WNA) yang mulai menyerobot lahan usaha milik tenaga kerja lokal, seperti jasa fotografer dan lain sebagainya. Hal ini tentu membuat banyak masyarakat Bali menjadi gerah ke wisatawan Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Turis Australia nggak (berulah) banget. Turis Rusia yang masalah. Sebandel-bandelnya Australia masih lebih sopan. Rusia itu bener-bener masalah," kata Hariyadi.
Lebih lanjut banyak dari tamu lain yang sebal dengan mereka karena kerap membuat onar. Karena itu, aturan deportasi bisa diterapkan.
"Solusinya deportasi, sekarang orang Bali galak juga, lebih baik dideportasi aja," sebut Hariyadi.
Berdasarkan data Kantor Imigrasi Denpasar, sebanyak 43.662 WNA asal Rusia masuk ke Bali selama periode Januari sampai Maret 2023.
Sebelumnya, I Wayan Koster berkirim surat kepada Kementerian Hukum dan HAM dengan tembusan ke Kementerian Luar Negeri untuk mencabut layanan Visa on Arrival (VoA) bagi WNA Rusia dan Ukraina. Hal ini menyusul maraknya bule Rusia dan Ukraina yang 'berulah' di Bali.
"Saya juga sudah bersurat kepada bapak Kemenkumham dengan tembusan kepada Menlu untuk mencabut Visa on Arrival bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," katanya di Kantor Kemenkumham.
Menurut catatan Polda Bali 56 dari 171 pelanggar lalu lintas merupakan WNA Rusia, sedangkan WNA Ukraina sebanyak 5 orang.
Koster juga berpendapat, WNA Rusia - Ukraina itu sengaja datang ke Bali untuk menghindari perang. Sehingga mencari kenyamanan hingga bekerja.
"Karena dua negara ini lagi perang sehingga nggak nyaman di negaranya, rame-rame datang ke Bali tidak untuk berwisata, tapi juga mencari kenyamanan termasuk untuk bekerja," jelasnya.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol