Kerbau-kerbau yang digembalakan di Bandara Internasional Lombok dapat mengganggu penerbangan. Sudah diperingatkan, peternak tetap tak mau memindahkan kerbau mereka.
Salah satu peternak kerbau dari Desa Penujak, Hermanto, menolak membawa puluhan kerbau miliknya keluar Bandara Internasional Lombok. Ia beralasan kerbau-kerbaunya akan merusak tanaman padi di desanya.
Pria 40 tahun itu menuturkan tanaman padi milik warga di desanya belum memasuki musim panen. Karenanya, ia meminta waktu selama satu bulan untuk menggiring kerbau-kerbaunya keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya belum menerima sosialisasi tentang penertiban kerbau di bandara. Karenanya, saya minta waktu satu bulan, baru saya akan keluarkan kerbau dari bandara," ujarnya, Rabu (10/5/2023).
Selama menggembala kerbau di area bandara seluas 540 hektare (Ha) itu, ada sekitar 200 kerbau yang makan dan minum di area bandara. Hermanto mengaku akan mengeluarkan kerbaunya tanpa penertiban, asalkan tanaman padi di desanya sudah memasuki musim panen.
"Khusus dari Desa Penujak saja ada sekitar 100 ekor kerbau lebih, kalau dari desa yang lain saya tidak tahu, karena saya tidak kenal. Banyaklah," terang Hermanto.
Di sisi lain, Hermanto menegaskan tidak pernah membawa kerbaunya menginap di area bandara. Ia hanya membawa kerbaunya datang pagi dan pergi sore hari untuk dilepas dan diawasi selama makan.
"Kalau yang buat kandang, saya tidak tahu. Karena banyak kan yang punya kerbau di sini," tutur Hermanto.
Sebelumnya, Humas AP I Bandara Internasional Lombok Arif Haryanto menyebut kerbau-kerbau tersebut berpotensi mengganggu operasional penerbangan. Menurutnya, warga tetap membandel meski sudah pernah diperingati.
"Kegiatan ini sudah berlangsung cukup lama. Hewan-hewan ternak ini, selain mengancam bahaya juga membuat kotor jalanan utama dan jalan akses kargo. Makanya dilakukan penertiban," terang Arif, Rabu (10/5/2023).
Berita ini sudah tayang di detikBali.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!