32 Biksu Jalankan Tradisi, Jalan Kaki dari Thailand ke Candi Borobudur

Eko Susanto - detikTravel
Minggu, 14 Mei 2023 09:05 WIB
Foto: Tradisi jalan kaki para biksu dari Thailand ke Candi Borobudur (Pradita Utama/detikcom)
Magelang -

Sungguh salut dengan apa yang dilakukan 32 biksu ini. Mereka menjalankan tradisi Thudong, berjalan kaki dari Thailand ke Candi Borobudur menjelang Waisak.

Para biksu yang berjalan kaki ini dari Thailand terdiri dari 27 biksu asal Thailand, empat biksu dari Malaysia, dan satu biksu dari Indonesia. Tradisi thudong ini diawali dari Nakhon Si Thammarat, Thailand pada 23 Maret lalu dan finish di Candi Borobudur saat Waisak.

"Kalau yang perjalanan dari Thailand tanggal 23 Maret 2023. Kemudian dari sana jalan akan sampai Borobudur. Rencana mereka target ke Borobudur, perayaan Waisak, jadi targetnya begitu," kata Bhikkhu Dhammavuddho saat dihubungi detikJateng, Sabtu (13/5/2023).

Bhikkhu Dhammavuddho menjelaskan sebelum sampai di Candi Borobudur, rombongan biksu ini akan singgah di Vihara Budhi Asih (Jatibarang), Yayasan Setia Bakti Losari (Losari), Kelenteng Tjeng Gie Bio Ulujami (Pemalang).

Kemudian, kediaman Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya Pekalongan, Vihara Adi Dharma (Semarang), Vihara Buddha Jayanti Wungkal Kasap (Semarang), Kelenteng Hok Tik Bio (Ambarawa), dan Kelenteng Liong Hok Bio (Magelang).

Rencananya pada Selasa (30/5) mendatang, rombongan biksu ini telah sampai di Kota Magelang dan pada Rabu (31/5) sudah memasuki kawasan Borobudur.

Perjalanan para biksu ini menempuh kapal dari Singapura ke Batam, kemudian dilanjut dari Batam ke Jakarta dengan pesawat. Lalu dari Jakarta ke Kota Magelang ditempuh dengan jalan kaki.

"Jadi, sehari cuman sekali makan, melatih kesabaran dengan bayangkan capek, sehari bisa berjalan minimal 30 km, 25-30 km. Kemudian mereka makan cuman satu kali dan panas, tutupnya pakai payung dan tinggal seadanya," terangnya.

Perjalanan para biksu ini merupakan salah satu praktik dalam ajaran Buddha Gautama.

"Zaman Sang Buddha dulu nggak ada vihara. Zaman dulu, namanya pertapa mereka tinggal di tiga tempat, dalam ajaran disebutkan tiga tempat yakni, pertama di bawah pohon, kedua di tempat orang meninggal (tempat pembakaran mayat atau makam) dan ketiga, ruangan yang kosong," terang dia.

"Ruangan yang kosong seperti gua, tempat yang kita bisa berteduh. Sekarang, tempat yang kosong digantikan vihara, jadi ini tiga tempat para biksu ini bisa tinggal di situ," sambungnya.

Dia menjelaskan tradisi thudong tetap dilestarikan hanya dengan penyesuaian. Jika dulu para biksu keliling dari satu hutan atau desa, kini para biksu ini singgah di vihara.

"Di zaman modern sekarang, tradisi ini tetap dilestarikan, tetapi karena vihara sudah ada, semua sudah ada, jadi digeser menjadi satu rangkaian perjalanan misalnya dalam rangka Waisak. Ke tempat-tempat suci, sekarang masih ada di Thailand juga masih sering dilaksanakan, di India dan kemudian yang pertama di Indonesia yang saat ini," kata dia.

Menurutnya, pengawalan maupun pengamanan para biksu ini berasal dari kalangan non-buddhis. Hal ini sebagai bentuk toleransi di Indonesia.

"Teman-teman dari pengaman internal dari panitia ini bukan dari umat Buddha. Jadi hebatnya yang jalan biksu, tapi yang ngawal ini adalah teman-teman non-buddhis, dari agama yang lain, kita bilang Muslim, ada juga dari Kristen," katanya.

Bhikkhu Dhammavudho mengatakan pihaknya juga mengampanyekan toleransi yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan agar dunia mengetahuinya.

"Jadi kita sengaja viralkan biar dunia tahu bahwa Indonesia punya toleransi yang sangat baik. Kita tahu bahwa di Indonesia dengan muslim terbesar di dunia, tetapi negara Indonesia bukan seperti negara muslim di tempat yang lain. Bahwa Indonesia toleransi baik dan bisa memberikan contoh dan teladan bagi negara-negara lain bahwa di Indonesia seperti ini," ujarnya.


------

Artikel ini telah naik di detikJateng.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork