Ini Sosok di Balik Transformasi Digital Belanja Oleh-oleh di Baduy

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ini Sosok di Balik Transformasi Digital Belanja Oleh-oleh di Baduy

Bahtiar Rifa'i - detikTravel
Rabu, 31 Mei 2023 18:32 WIB
Warga Baduy melayani wisatawan menggunakan QRIS BRI (Foto: Bahtiar Rifai/Detikcom)
Warga Baduy melayani wisatawan menggunakan QRIS BRI (Foto: Bahtiar Rifai/Detikcom)
Serang -

Baduy bukan satu-satunya desa adat yang ada di Provinsi Banten. Namun hanya Baduy sejauh ini yang bertransformasi dengan pelaku UMKM yang sudah go digital.

Transformasi para pelaku UMKM di sana melalui campur tangan banyak pihak. Ada perbankan, Bank Indonesia, pemerintah daerah dan kesadaran masyarakatnya sendiri yang semakin paham dengan teknologi. Padahal, mereka selama ini menjauh dari modernisasi.

Sebagai perbankan, BRI menjadi satu-satunya berhasil menyadarkan warga Baduy bagaimana bertransformasi secara digital. Mereka melakukan transformasi pembayaran melalui QRIS kepada 172 UMKM dari total pelaku yang jumlahnya 250an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa sosok jadi tokoh di balik transformasi itu. Mulai dari BRI, hingga pelaku UMKM lokalnya yang berkontribusi menyadarkan masyarakat. Dampaknya, saat ini banyak juga para penjual aneka produk di sana yang memanfaatkan teknologi.

Yang melakukan transformasi itu salah satunya dilakukan oleh BRI Kantor Cabang Rangkasbitung Lebak. Diceritakan Manajer Bisnis Konsumer Adysta Aprianto mengatakan bagaimana mereka bisa masuk mengenalkan QRIS di Baduy.

ADVERTISEMENT

Banyak tantangan mengenalkan QRIS di warga adat ini apalagi mereka tidak menempuh pendidikan formal. Termasuk komunikasi yang harus pakai Bahasa Sunda.

"Terkait literasi BRI terhadap warga Baduy, pasti panjang langkah-langkahnya," kata Adysta ke detikcom di Rangkasbitung, Lebak belum lama ini.

Manajer Bisnis Konsumer Adysta Aprianto dari BRI Lebak dan Amir pelaku UMKM Baduy (Istimewa).Manajer Bisnis Konsumer Adysta Aprianto dari BRI Lebak dan Amir pelaku UMKM Baduy Foto: (dok. Istimewa)

Pertama, Ia mendatangi Jaro Saija sebagai kepala desa adat Baduy. Ia didampingi pelaku UMKM lain bernama Amir yang juga warga lokal. Izin didapatkan meski kepala desa sendiri tidak paham apa itu QRIS dan transaksi digital.

"Kita jelaskan, QRIS itu alat bayar, nanti kita menerima pembayaran hanya melalui handphone," ujarnya.

Untungnya, kepala desa paham bahwa kelompok Baduy Luar memang rata-rata memiliki handphone. Grup WhatsApp pelaku UMKM juga ada dan dimanfaatkan melalui tokoh bernama Amir itu. Kemudian mereka dikumpulkan di rumah kepala desa.

"Rata-rata semuanya sudah punya KTP, jadi sebelumnya kita akuisisi rekening BRI untuk penampungan QRIS," katanya.

BRI katanya memberi kemudian ke nasabah baru di Baduy. Karena ia tahu bahwa KTP warga sana rata-rata memiliki tanda tangan sederhana. Ada yang sekedar garis, cap jempol atau hanya ceklis.

Selain dikumpulkan, tim BRI juga melakukan sosialisasi ke kampung-kampung di jalur wisata Baduy. Dari rumah ke rumah mereka mengajarkan bagaimana menggunakan QRIS. Seluruh pendekatan dilakukan perlahan. Meski antar kampung di Baduy medannya yang menantang.

"Sulitnya itu komunikasi dua arah dengan Bahasa Indonesia, kita harus menggunakan bahasa mereka, Bahasa Sunda, kita penjelasannya rinci karena bahasanya harus pelan-pelan," paparnya.

Singkat cerita, saat ini memang ada 172 pelaku UMKM Baduy menggunakan QRIS dari BRI. Jika dihitung berdasarkan catatan pada Februari 2023 lalu, satu bulan transaksi di sana mencapai Rp 87 juta.

"Terakhir sekitar Rp 87 juta dari 172 pengguna QRIS di bulan Februari, tapi memang itu yang bertransaksi aktif dari 172 itu sekitar 90 QRIS," kata Adysta lagi.

Kantor Cabang Lebak memiliki target agar seluruh UMKM di Baduy seluruhnya digital. Karena tidak setiap pengunjung membawa uang kes. Apalagi, di Baduy, khususnya Baduy Luar sudah biasa dengan handphone pintar dan media sosial.

"Uniknya, masyarakat Baduy itu sangat nempel dengan orang BRI," katanya.

Warga Baduy bernama Amir mengatakan, program QRIS memang bawa perubahan transaksi di Baduy. Ia jadi salah satu yang mengenalkan QRIS dengan manfaatnya saat transaksi.

"Saya waktu launching QRIS, saya yang satu-satunya ikut. Ketika BRI datang ke Baduy, ikut ngenalkan ke teman-teman, jadi mereka sadar, siapa sih yang nggak mau duit," ujar Amir ke detikcom.




(wsw/wsw)

Hide Ads