Kawasan kaldera Gunung Bromo membeku. Lautan pasir mendadak berubah bagai hamparan 'salju'.
Fenomena tahunan itu dilaporkan berlangsung mulai Selasa (30/5/2023). Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardani mengatakan hamparan serupa salju itu merupakan fenomena frozen atau embun beku.
Embun beku terjadi karena pada siang hari pemanasan cahaya matahari membentuk uap di udara. Nah, memasuki malam hari, udara dingin menyebabkan uap air mengembun di dedaunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Embun es itu berbeda dengan salju di pegunungan tinggi atau daerah subtropis. Embun es adalah embun atau uap yang telah mencair lalu membeku menjadi es. Adapun, salju (di daerah musim dingin) adalah uap air yang terkumpul di awan yang matang turun sebagai titik-titik air yang membeku berupa salju yang lembut seperti kapas.
Embun beku di Gunung Bromo itu diketahui dari laporan anggota TNBTS.
![]() |
"Batas waktunya tidak bisa kita tentukan, tapi biasanya muncul pada bulan-bulan di mana suhu udara sangat dingin, yaitu sekitar Juni-Juli," kata Septi Eka, seperti dikutip dari detikJatim, Jumat (2/6/2023).
Dia menjelaskan embun beku itu terjadi akibat suhu di kawasan wisata Gunung Bromo yang menjadi ekstrem hingga minus derajat celcius.
"Untuk suhunya mendekati 0 derajat celsius bisa sampai minus atau pada titik beku air," ujar Eka.
Dia menyebut bahwa fenomena frozen di Kaldera Bromo itu tergolong langka. Tidak selalu pada waktu dan kondisi yang dia sebutkan fenomena itu selalu terjadi dan bisa dinikmati.
"Tidak tentu juga terjadinya, karena memang tidak muncul setiap hari," kata dia.
Kunjungan Wisatawan Dibatasi
Fenomena frozen cukup langka dan sangat menarik. Sehingga, bisa menjadi salah satu tambahan atraksi wisata di kawasan Gunung Bromo. Meski begitu TNBTS tetap membatasi jumlah kunjungan.
Data dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tercatat sudah 2.022 wisatawan yang mengunjungi Bromo hingga 30 Mei.
"Tetap dibatasi sesuai kuota, untuk hari ini saja itu kurang lebih ada sekitar 2.022 pengunjung. Untuk suhunya bisa sampai minus atau pada titik beku air atau suhunya sekitar mendekati 0 derajat celsius (titik beku air)," kata dia.
Septi mengatakan munculnya fenomena frozen tidak akan setiap hari. Sehingga, tidak semua pengunjung bisa menikmatinya.
"Tidak tentu juga terjadinya, karena memang tidak muncul setiap hari," kata dia.
***
Artikel ini sudah lebih dulu tayang di detikJatim. Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan