Siapa yang tak mau upgrade kursi gratis saat penerbangan? Tapi bagaimana jika mesti berpisah duduk dengan orang terkasih?
Dapat upgrade kursi gratis dari kelas ekonomi ke bisnis atau first class adalah sesuatu yang diinginkan banyak orang. Tapi apakah banyak orang rela melewatkan tawaran demi bersama orang yang dicintai?
Walaupun menjanjikan kenyamanan, hasil dari penelitian menyebut orang lebih condong tidak memilih pengalaman menyenangkan. Di sisi lain, banyak orang lebih memilih duduk bersebelahan dengan orang yang dicintai, entah pasangan, teman dekat, maupun kerabat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kajian ini diteliti oleh Ximena Garcia-Rada, Assistant Professor of Marketing Texas A&M University, Michael Norton Professor of Business Administration Harvard University, dan Rebecca K. Ratner Professor of Marketing dari University of Maryland. Dalam artikel The Conversation yang Dilansir Dailymail, Selasa (30/5/2023).
Misalnya ketika memilih penerbangan, dua orang teman kerap memilih untuk duduk di kursi yang bersebelahan. Dibanding menerima upgrade gratis ke kursi yang tidak bersebelahan di first class. Bahkan, gagal memilih kursi yang berdekatan dijelaskan dapat menimbulkan konsekuensi.
Seperti dalam episode 'Seinfield' di mana Elaine merasa ditinggalkan duduk di kelas ekonomi, karena Jerry lebih memilih untuk menerima tawaran upgrade kursi gratis yang ditawarkan. Membuat Elaine marah ke Jerry.
Dalam topik ini, peneliti melakukan lima studi dalam berbagai suasana dan menampilkan ikatan sosial yang berbeda. Baik itu dalam konteks pertemanan dan hubungan romantis.
Dalam konteks berbeda, misalnya ketika mereka membayangkan hadir di pertunjukan Cirque du Soleil dengan teman dekat. Bahkan penelitian tersebut menjelaskan, lebih dari separuh orang memilih dua kursi yang berdekatan yang jauh dari panggung. Daripada duduk di kursi yang tidak berdekatan tapi dekat panggung.
Dalam penelitian lain, peneliti bertanya kepada para siswa sekolah, apakah mereka ingin makan satu cokelat bersama orang lain, baik dengan teman baru atau orang asing, atau memilih dua cokelat sendirian. Ternyata, setengah dari mereka memilih pengalaman memakan cokelat bersama, tapi hanya jika orang tersebut adalah seorang teman.
Mengapa itu penting bagi banyak orang?
Salah satu alasan orang memprioritaskan kedekatan fisik baik dengan kerabat atau pasangan adalah karena ingin menciptakan kenangan bersama. Karena jarak fisik bagi banyak orang dapat mengganggu terciptanya kenangan bersama, mereka lebih memilih pengalaman bersama orang yang mereka kasihi. Dibanding pengalaman menyenangkan, menaiki first class sendirian misalnya.
Hal tersebut penting diketahui perusahaan yang ingin meningkatkan pengalaman pelanggan. Temuan peneliti menunjukkan bahwa, konsumen yang bepergian bersama kerap jarang memanfaatkan layanan seperti TSA PreCheck, ruang tunggu VIP, atau upgrade kursi gratis jika hanya tersedia untuk mereka sendiri.
Hal ini juga menjelaskan mengapa konsumen tidak menyukai ketika maskapai memisahkan anggota keluarga dalam penerbangan mereka.
Namun dalam penelitian lainnya, pada kasus bepergian dengan kereta api, ternyata ada lebih banyak orang yang menerima upgrade kursi gratis walau harus duduk terpisah dari pasangan mereka. Hal itu dinilai karena mereka menganggap perjalanan kereta api itu lebih menekankan utilitas.
Selain itu, dinilai hal ini karena mereka tidak peduli untuk menciptakan kenangan bersama selama perjalanan.
Namun sejauh ini, peneliti masih belum mengetahui preferensi tersebut apakah dapat mempengaruhi kualitas hubungan.
Misalnya, kapan waktu terpisah dari pasangan dapat benar-benar memperkuat hubungan. Kemudian bagaimana seharusnya pasangan membagi waktu antara aktivitas berkualitas rendah yang dilakukan bersama dan aktivitas berkualitas tinggi yang dilakukan sendirian. Khususnya jika aktivitas tersebut tidak terlalu menarik untuk salah satu pihak.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol