Paspor oh Paspor... Sobekan Kecil Saja Bikin Bule Ditolak Masuk Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Paspor oh Paspor... Sobekan Kecil Saja Bikin Bule Ditolak Masuk Bali

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 08 Jun 2023 23:00 WIB
paspor australia
Ilustrasi paspor Australia. Foto: (Getty Images/iStockphoto/Benson George)
Jakarta -

Sudah terbang berjam-jam menuju Bali, bule Australia harus gigit jari karena dilarang masuk Pulau Dewata. Penyebabnya adalah kerusakan kecil berupa sobekan pada paspornya.

Menjaga kondisi paspor agar tetap baik adalah kewajiban setiap traveler. Pasalnya, kerusakan sekecil apapun dapat membuat traveler kesulitan menembus imigrasi suatu negara. Bahkan bisa jadi traveler bakal ditolak masuk.

Itulah yang dialami Matt Vandenberg (29). Warga negara Australia itu berniat datang ke Bali untuk menghadiri pernikahan temannya. Bersama kawan-kawannya yang lain, mereka juga berencana singgah di Bali untuk berlibur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, sesampainya di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, ia malah dilarang meninggalkan bandara. Dengan kata lain, Matt tidak diizinkan masuk Indonesia.

Matt tentu bertanya-tanya mengapa ia tak boleh masuk Indonesia. Usut punya usut, sobekan pada paspornya-lah yang membuat dirinya ditahan.

ADVERTISEMENT

"Jadi saya sampai di DPS, sudah membayar visa, menunjukkan paspor, dan dibawa ke kantor imigrasi di mana saya diperingatkan mengenai sobekan sepanjang 1 sentimeter pada halaman paspor saya. Saya akui, dia (pihak imigrasi) benar. Saya tak tahu akan hal itu sampai dia melipatnya ke belakang dan itu menonjol. Kamu tidak akan bisa melihatnya dengan cara lain," cuitnya di Twitter.

Pihak imigrasi kemudian mengatakan bahwa Matt tidak akan diterima masuk Indonesia. Paspornya disita sampai dia diterbangkan kembali ke Australia.

"Saya hancur karena kemungkinan saya akan melewatkan pernikahan teman saya," ujarnya seperti dikutip dari news.com.au.

Matt menjelaskan, ia sebenarnya tak masalah dengan sobekan itu. Hanya saja sobekan itu tidak bakal terlihat jika pihak imigrasi tak melipatnya ke belakang.

"Petugas imigrasi di Sydney baik-baik saja ketika mereka memindai paspornya," kata dia.

Pihak imigrasi Australia tampaknya tak mempermasalahkan hal tersebut. Beda cerita dengan ketika dirinya di Bali di mana ia harus menunggu berjam-jam di bandara sambil dijaga.

"Saya menghabiskan 12 jam di udara, termasuk red-eye-flight (penerbangan yang berangkat malam hari dan tiba keesokan paginya) dan 17 jam di bandara. Saya merasa sangat lelah," ucapnya.

Saat di bandara, Matt dijaga polisi. Polisi itu harus memastikan dirinya tidak kabur dan melanjutkan liburan di Bali.

Pengalaman itu memang suram dan melelahkan. Namun ia beruntung karena para polisi ramah padanya.

"Polisi adalah orang-orang terbaik yang bisa Anda temui," kata dia.

Dia sekarang telah terbang kembali ke Australia dan menghabiskan tujuh jam lagi di pesawat. Ia juga mengajukan pembuat paspor yang baru akan dapat kembali ke Bali.

"Ini mungkin peringatan yang baik bagi orang-orang yang bepergian ke Indonesia, mereka tidak main-main," cuitnya.




(pin/wsw)

Hide Ads