Pecah Rekor! 100 Hari Hidup di Bawah Laut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pecah Rekor! 100 Hari Hidup di Bawah Laut

Weka Kanaka - detikTravel
Senin, 12 Jun 2023 15:05 WIB
Joseph Dituri
100 hari tinggal di bawah air. (ABC)
Key Largo, Florida -

Profesor ini layak disebut sebagai aquaman di kehidupan nyata. Dia hidup selama 100 hari di bawah air.

Dilansir dari AP, Senin (12/6/2023), adalah Joseph Dituri yang mencetak rekor baru untuk waktu terlama tinggal di bawah air tanpa depresurisasi. Dia tinggal di Jules Undersea Lodge, yang berada di bawah air setinggi 30 kaki atau sekitar 9,14 meter di laguna Key Largo, Florida, Amerika Serikat (AS).

Penjelajah selam dan peneliti medis itu memecahkan rekor atas namanya sendiri dengan mencatat 74 hari hidup di bawah air. Adapun rekor sebelumnya yang tercatat orang lain, yakni hidup selama 73 hari, dua jam, dan 34 menit yang dibuat oleh dua profesor Tennessee di penginapan yang sama pada tahun 2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak berhenti di hari ke-74, kemudian ia meneruskannya hingga hari ke-100 dan menjadi rekor baru juga yang tercetak.

"Ini bukan tentang rekor, Ini adalah tentang memperluas toleransi manusia terhadap dunia bawah laut dan lingkungan yang terisolasi, terbatas, dan ekstrem," kata Dituri.

ADVERTISEMENT

Dituri, yang juga dikenal dengan julukan "Dr. Deep Sea", merupakan seorang pengajar di University of South Florida yang memiliki gelar doktor di bidang teknik biomedis. Selain itu, tak salah memang jika ia mampu mencetak rekor luar biasa tersebut, karena ia merupakan seorang pensiunan perwira Angkatan Laut AS.

Guinness World Records mencatat Dituri sebagai pemegang rekor di situs webnya setelah hari ke-74 di bawah air bulan lalu. Kepala Marine Resources Development Foundation, Ian Koblick, yang memiliki penginapan di bawah air itu, akan meminta Guinness untuk mengesahkan tanda 100 hari Dituri.

Usaha Dituri, yang dijuluki Proyek Neptunus 100, diorganisir oleh yayasan tersebut. Tidak seperti kapal selam, yang menggunakan teknologi untuk menjaga tekanan di dalam air agar tetap sama dengan di permukaan, pengelola justru mengatur tempat ini sesuai dengan tekanan yang lebih tinggi seperti yang biasa terjadi di bawah air.

Proyek ini bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana tubuh dan pikiran manusia merespons paparan tekanan ekstrem dan lingkungan yang terisolasi. Selain itu, proyek ini juga dirancang untuk memberi manfaat bagi para peneliti samudra dan astronot dalam misi jangka panjang di masa depan.

Tak hanya tinggal, selama 100 hari Dituri melakukan eksperimen dan pengukuran harian untuk memantau bagaimana tubuhnya merespons peningkatan tekanan dari waktu ke waktu. Dia bahkan bertemu secara online dengan beberapa ribu siswa dari 12 negara, mengajar kursus USF dan menyambut lebih dari 60 pengunjung ke tempat tersebut.

"Bagian yang paling memuaskan dari hal ini adalah interaksi dengan hampir 5.000 mahasiswa dan membuat mereka peduli untuk melestarikan, melindungi, dan meremajakan lingkungan laut kita," kata Dituri.

Dia berencana untuk mempresentasikan temuan dari Proyek Neptunus 100 pada Konferensi Kedokteran Ekstrim Dunia di Skotlandia pada bulan November 2023.




(wkn/fem)

Hide Ads