Masjidil Haram Dipenuhi Lautan Manusia, Jemaah Jangan Memaksakan Diri

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masjidil Haram Dipenuhi Lautan Manusia, Jemaah Jangan Memaksakan Diri

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Selasa, 20 Jun 2023 05:03 WIB
Makkah -

Banyak kalangan lansia (lanjut usia) yang kelelahan saat mengikuti salat di Masjidil Haram. Selain dipenuhi lautan manusia, suhu yang cukup ekstrem membuat mereka kelelahan. Saat ini saat berita ditulis pada Senin (19/3/2023) pukul 16.20 waktu Arab Saudi, suhu di Makkah sudah mencapai 44 derajat celsius.

Jemaah diminta tidak terlalu memforsir diri atau memaksakan diri untuk selalu salat di dalam Masjidil Haram.

"Dengan kondisi sekarang yang makin padat menjelang haji jangan dipaksakan, karena fokus kita pergi ke Makkah ini kan ke hajinya. Jangan sampai haji yang justru jadi yang utama ada gangguan, masalah kesehatan lah, macem-macem sehingga kita membatasi diri dulu untuk beraktivitas di Masjidil Haram kalau mau puas-puas (salat di Masjidil Haram), nanti daftar umrah lah, Insyaallah," ujar Ustad Dave Ariant Yusuf kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ustad Uday, panggilan akrabnya, menambahkan, anjuran ini utamanya untuk kalangan lansia dan mereka yang memiliki penyakit bawaan, berisiko tinggi atau risti.

"Jangan terlalu diforsir, dan jangan perlu merasa 'Aduh saya rugi kalau nggak salat di Masjidil Haram', karena yang kita kejar menu utamanya (haji) belum, jangan sampai kita mengejar asesoris, appetizer, tapi menu utamanya nggak bisa kan karena udah kecapekan, kelelahan bahkan naudzubillah masuk rumah sakit itu kan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Saat ini, untuk bisa mengikuti salat fardhu di Masjidil Haram, jemaah harus datang minimal sejam sebelum waktu salat tiba. Jika pas salat Jumat, kita datang 3 jam sebelum waktu salat pun sudah dipenuhi oleh jemaah.

Ustad Dave Ariant YusufUstad Dave Ariant Yusuf. Foto: Dadan Kuswaraharja/detikcom

Petugas hanya memperbolehkan jemaah yang mengenakan pakaian ihram masuk ke area tawaf (mataf) dekat Ka'bah. Selain itu, jemaah yang mengenakan pakaian biasa atau baju koko biasa harus naik ke lantai atas menggunakan lift atau tangga berjalan.

Kadang kalau sudah duduk dengan rapi, tiba-tiba datang petugas atau askar membubarkan jemaah yang sedang duduk karena tempatnya akan dipakai atau alasan lain. Jemaah pun harus langsung mencari tempat salat yang lain.

Karena bitu masjid yang sangat luas, jemaah pun biasanya akan terkuras tenaganya, apalagi jika melaksanakan tawaf di lantai atas Masjidil Haram.

Karena itu menjelang wukuf di Arafah ini, Ustad Uday meminta jemaah untuk mengatur ritme ibadahnya, agar nanti pas wukuf yang merupakan rukun haji ini jemaah bisa sehat 100 persen. "Supaya nanti pas haji betul-betul fit," kata Ustad Uday.

Bisa Mengikuti Salat Masjidil Haram dari Hotel

Di sebagian hotel, terutama yang di sekeliling Masjidil Haram, biasanya memiliki musola yang punya pemandangan kaca langsung ke Masjidil Haram atau Ka'bah. Jemaah yang tinggal di hotel bisa salat di musola tersebut karena biasanya suara imam Masjidil Haram juga bisa terdengar di musola, bahkan di kamar hotel juga bisa.

"Kalau kita di dalam kamar kemudian jemaah makmum di bawah keliatan maka kita ikut makmum juga boleh di kamar, yang penting di kamarnya juga berdua lah bukan sendirian," ujarnya.

Banyak hotel yang menyediakan musola, di Tower Zamzam, atau di Hotel Hilton Suite punya musola dengan pemandangan langsung ke Masjidil Haram.

"Jadi musola itu salah satu alternatif apabila sudah ketinggalan nggak bisa masuk ke Masjidil Haram atau apalagi maksa turun pun dapatnya di halaman sehingga bisa melaksanakan salat di Tower itu, dan Insyaallah sih setiap hotel-hotel di depan Masjidil Haram ini menyediakan ruangan musola yang view depannya menyambung dengan makmum yang salat di bawah atau di luar atau bahkan keliatan juga makmum yang salat di depan Ka'bah karena posisinya lebih tinggi musola ini," ujar dia.

(pin/fem)

Hide Ads