Kisah Pemuda Minang: Tak Terima Diremehkan, Nekat Naik Haji ke Makkah

CNBC Indonesia - detikTravel
Selasa, 27 Jun 2023 21:05 WIB
Foto: Ilustrasi pemuda Minang (Jeka Kampai/detikSumut)
Padang -

Inilah kisah Malik, seorang pemuda asal Minang yang bisa jadi inspirasi. Tak terima terus diremehkan, dia akhirnya nekat kabur ke Makkah untuk pergi haji.

Kisah Malik ini disampaikan oleh ulama besar Indonesia, Abdul Malik Karim Amrullah alias Buya Hamka. Lewat memoar Kenang-Kenangan Hidup yang diceritakan ulang oleh peneliti Prancis Henri Chambert-Loire dalam buku Naik Haji di Masa Silam (2013).

Kisah memoar perjalanan haji ini terjadi pada bulan Februari tahun 1927. Berdasarkan cerita Hamka, saat itu Malik masih berusia 19 tahun dan tinggal di daerah Minangkabau atau Sumatera Barat.

Entah apa penyebabnya, suatu hari dia merasa sangat kecewa dan tersinggung karena merasa diremehkan oleh seluruh lingkungannya, khususnya oleh ayahnya sendiri.

Dengan penuh rasa kesal, Malik mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya: meninggalkan rumah dan pergi ke Mekkah untuk naik haji.

Dia percaya kepergiannya ke rumah Allah itu akan membuat reputasinya terangkat dan tidak lagi dipandang sebelah mata oleh keluarga dan teman-temannya.

Namun masalahnya dia tidak punya uang banyak. Tidak ada dukungan moril pula dan tidak ada jaminan apapun. Meski begitu, tekadnya sudah bulat. Dia tetap nekat pergi ke Mekkah meski nyawa taruhannya.

Dia pun menumpang kapal yang membawa 1.400 orang selama 15 hari dari Pelabuhan Belawan Medan, hingga ke Arab Saudi.

Hamka bercerita, selama di kapal, Malik adalah seorang yang alim, saleh, dan pandai bergaul. Tak heran, dia punya banyak teman yang menemaninya selama di kapal.

Selama itu pula, dia berkenalan dengan orang Indonesia dari beragam golongan. Ada ulama, ada pula tokoh nasionalis. Semuanya memengaruhi pola pikir pemuda yang belum genap berkepala dua itu.

Hingga akhirnya, setelah perjalanan selama dua pekan, Malik tiba di Mekkah. Saat di Tanah Suci, dia berupaya mencari kesibukan dengan mendaftarkan diri menjadi relawan pengajar di Masjidil Haram. Dia pun diterima.

Meski begitu, kegiatan itu justru membuat Malik hidup kesusahan. Praktis, menjadi relawan membuat bayaran yang didapat juga tidak menentu. Alhasil, uangnya kian hari semakin sedikit. Bahkan, untuk makan pun susah. Apalagi, puncak ibadah haji masih dua bulan lagi.

Beruntung dia bertemu dengan pengusaha percetakan Syekh Hamid Kurdi, yang masih saudara ipar ulama Minang, Ahmad Chatib. Dia diterima sebagai juru tulis selama dua bulan. Sejak itulah, kesejahteraannya meningkat.

Singkat cerita, waktu yang ditunggu pun tiba. Tepat pada bulan Mei, rangkaian pelaksanaan Haji pun dimulai. Namun, saat puncak Haji berupa Wukuf di Arafah, dia nyaris meninggal.

"Cuaca panas Arafah membuat Malik sakit parah sampai tidak dapat keluar dari kemahnya. Wukuf sebagai pengalaman luar biasa disertai keadaan lemah dan berbahaya menghasilkan goncangan jiwa hebat. Ia bersiap meninggal," tulis Hamka.

Entah keajaiban apa yang terjadi, Malik sembuh dari sakit keras dan berhasil menyelesaikan semua rukun haji. Dia pun merasa sudah menjadi orang baru yang lebih saleh. Derajatnya sedikit terangkat. Atas dasar inilah dia bergegas pulang kampung untuk menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

Lantas, dimulailah perjalanan pulang yang melelahkan. Akibat tidak punya uang, dia harus jalan kaki dari Mekkah ke Jeddah, lalu lanjut lagi ke pelabuhan. Lalu kemudian berlanjut 15 hari di kapal laut.

Baru setelah waktu pelayaran selesai, dia tiba di tanah Sumatera. Selanjutnya, dia melanjutkan perjalanan lagi via jalan kaki menuju Tanah Minang.

Hingga akhirnya, setelah menempuh lebih kurang sebulan perjalanan, dia sampai di tanah kelahirannya. Berjumpa dengan teman, sanak saudara, dan keluarga.

Dia pun tak lagi diremehkan oleh lingkungan. Kelak dia menjadi orang sukses dan cerita perjalanan haji Malik menjadi inspirasi bagi orang Minang.


-------

Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia.



Simak Video "Video: Cecep Diundang Haji Kerajaan Saudi gegara Bersihkan Tempat Wudu Masjid"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork