Sebab Indonesia Nggak Lebih Spesial Dibanding Singapura, Dalam Gaet Event

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sebab Indonesia Nggak Lebih Spesial Dibanding Singapura, Dalam Gaet Event

CNN - detikTravel
Rabu, 28 Jun 2023 11:11 WIB
LAS VEGAS, NEVADA - MARCH 24: EDITORIAL USE ONLY. Taylor Swift performs onstage during the
Ilustrasi Taylor Swift Konser. (Ethan Miller/TAS23/Getty Images for TAS Rights Management)
Jakarta -

Coldplay dan Taylor Swift akan konser selama enam hari di Singapura. Mengapa Singapura begitu spesial, mengapa Indonesia tidak menarik?

Singapura mulai jadi sorotan setelah Coldplay mengumumkan akan menggelar konser di negara tersebut selama enam hari pada Januari 2024, terbanyak dibanding negara Asia Tenggara lainnya. Di sisi lain, Indonesia hanya kebagian satu hari pada 15 November 2023.

Keheranan semakin timbul setelah Taylor Swift mengumumkan hanya akan menggelar konser The Eras Tour di Singapura, selama enam hari pula. Di saat tidak ada negara Asia Tenggara lainnya yang didatangi Taylor Swift.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Padahal, Jakarta adalah pendengar Taylor Swift terbanyak di dunia versi layanan streaming Spotify dengan 2,1 juta orang per bulan. Kemudian, Swift pun pernah berkunjung ke Jakarta pada 2014.

"Menurut saya bukan hanya soal calo," kata akademisi manajemen pertunjukan musik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Yosia Revie Pongoh, saat berbincang dengan CNNIndonesia, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

"Ada banyak hal lain yang menjadi track record kita yang buruk dalam penyelenggaraan event, baik hiburan, olahraga, atau event lainnya, yang dengan mudah bisa dibaca di media ketika artis asing melakukan riset awal mengenai Indonesia dan kaitannya dengan penyelenggaraan event," lanjutnya.

"Mereka akan menemukan catatan-catatan permasalahan kita mengenai pengelolaan keramaian, mengenai calo, mengenai tendensi penonton kita seperti apa, termasuk kondisi sosial, politik, dan lingkungan di Indonesia," kata Revie.

Revie tak memungkiri Indonesia dengan populasi yang amat besar sebenarnya sasaran bisnis yang strategis, termasuk bagi industri musik. Ia mengambil contoh kepada pengalaman war ticket konser Coldplay di Jakarta yang melibatkan perputaran uang hingga ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Apalagi untuk persoalan venue, Indonesia dinilai juga memiliki sejumlah lokasi yang bisa digunakan sebagai lokasi konser besar dari mulai Stadion Utama GBK dan JIS di Jakarta, hingga Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Namun Revie menilai, sejumlah musisi dunia melihat di sisi yang lain. Mereka bukan hanya melihat dari segi bisnis semata. Mereka juga menilai sebuah negara dan masyarakatnya dari soal lingkungan, sikap dan penerimaan terhadap mereka, hingga soal sosial seperti inklusivitas pada kelompok minoritas.

"Jika artis yang dimaksud di sini adalah artis-artis kelas dunia yang sudah mapan, tentu saja mereka tidak hanya mempertimbangkan kepentingan bisnis saja, tapi ada penilaian-penilaian yang didasarkan kepada hal-hal lain seperti yang disebutkan di atas," kata Revie.

"Yang sangat disayangkan, ada negara seperti Singapura yang lokasi geografinya tidak jauh dari Indonesia, tapi lebih friendly dan vibrant untuk melaksanakan konser. Hal ini melemahkan posisi Indonesia dari sudut pandang bisnis," lanjutnya.

Pernyataan Revie tersebut selaras dengan upaya Pemerintah Singapura yang jor-joran menjadikan negara tersebut sebagai destinasi tujuan hiburan, sebagai upaya pulih dari pandemi.

Pemerintah setempat bahkan mengambil alih kawasan Singapore Sports Hub, lokasi Singapore National Stadium, pada Desember 2022 agar bisa sejalan dengan ambisi menjadikan negara itu pusat tujuan pariwisata.

Setelah diambil alih, Kallang Alive Sport Management (KASM) diberikan tugas dan mereka secara aktif menyusun portofolio acara berskala besar untuk kawasan tersebut.

"Konser satu-satunya Taylor Swift di Singapura di luar Jepang adalah contoh kaliber acara yang kami targetkan untuk menambah penawaran kami kepada warga Singapura dan turis," kata Menteri Budaya, Komunitas, dan Pemuda Singapura, Edwin Tong.

Direktur Pengembangan Konsep Atraksi, Hiburan, dan Pariwisata Singapore Tourism Board, Ashlynn Loo, mengaku mereka bekerja sama dengan pihak promotor untuk memperkuat negara itu sebagai tujuan rekreasi dengan slogan 'only in Singapore'.

Loo menyebut mereka menjual posisi strategis Singapura, infrastruktur yang memadai, konektivitas dengan negara tetangga, dan rekam jejak dalam menggelar acara dengan standar tinggi.

"Aksi hiburan langsung kelas dunia ini pelengkap dari daftar penawaran kuat kami dan pengalaman unik yang melayani warga kami dan pengunjung dari segala usia dan minat," kata Loo, dikutip dari The Straits Times yang rilis Sabtu (24/6).

Efek kampanye ini pun mulai terasa, pihak Agoda Singapura melaporkan ada kenaikan pencarian hotel di negara tersebut hingga 8,7 kali lipat semenjak Coldplay mengumumkan bakal konser di Singapura.

Lintas lini

Terkait Indonesia yang tak seksi untuk tujuan konser musisi asing, Revie mengharapkan adanya kerja lintas lini yang melandasi terciptanya aturan atau regulasi khusus terkait penyelenggaraan konser musisi internasional.

"Sudah seharusnya ada koordinasi antarlembaga atau instansi yang terkait dengan regulasi artis asing untuk mengeluarkan aturan yang jelas," kata Revie.

"Mungkin juga perlu penyederhanaan birokrasi yang memudahkan artis asing untuk melakukan pertunjukan di sini," sambungnya.

"Karena kemudahan perizinan juga menjadi salah satu penilaian bagi manajemen artis asing ketika melakukan riset awal mengenai negara tujuan," kata Revie.

Gagasan merapikan koordinasi ini sebenarnya sudah pernah disebut Dewi Gontha selaku Ketua Bidang Program dan Investasi Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) pada tahun lalu.

Dewi kala itu menyatakan asosiasi akan menciptakan sebuah standar yang dapat digunakan oleh promotor musik dalam setiap penyelenggaraan.

Mereka akan menyusun tahapan pengurusan perizinan untuk menyelenggarakan pertunjukan musik hingga memantau prosedur operasi standar itu hingga diimplementasikan dengan baik.

Artikel selengkapnya di CNN

(CNN/wkn)

Hide Ads