Maksimalkan Digitalisasi, Sancraft Selamat dari Pandemi, Omset Puluhan Juta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Maksimalkan Digitalisasi, Sancraft Selamat dari Pandemi, Omset Puluhan Juta

Femi Diah - detikTravel
Jumat, 30 Jun 2023 14:41 WIB
Sanjung Sari Pursie, pemilik Sancraft
Sanjung Sari Pursie, pemilik Sancraft (Foto: Femi Diah/detikcom)
Jakarta -

Sancraft dengan ilustrasinya yang unik menjadi buruan remaja, emak-emak, juga bapak-bapak. Kendati tidak memiliki toko offline sendiri, Sancraft berhasil mencatatkan omset puluhan juta setiap bulan.

Sancraft dengan ilustrasi menggemaskan pada benda-benda yang bisa dipakai sehari-hari dan cocok untuk oleh-oleh, suvenir atau cenderamata hampir keok dihajar pandemi. Sebab, mal tutup, bazar dan pameran juga ditiadakan untuk mencegah menyebarnya wabah virus Corona.

Padahal, produksi sudah kadung dijalankan. Produk-produk Sancraft tinggal dilempar ke pasaran.

Sebelum pandemi, Sanjung Sari Pursie, pemilik Sancraft, hanya mengandalkan penjualan dengan menitipkan di salah satu tenant di mal di Jakarta Pusat dan pameran serta bazar. Salah satu bazar yang dinilai sip oleh Sanjung adalah bazar dari Bank BRI 2022. Dia salah satu peserta Brilianprenenur 2022. Kendati tidak dapat menjual produk secara langsung pada pameran itu, tetapi Sancraft mendapatkan promosi yang tidak main-main. Sanjung juga mendapatkan pelatihan dan jejaring yang lebih luas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brilianpreneur merupakan acara yang telah dilangsungkan oleh BRI sejak 2019 dan berfokus pada pameran industri yang khas dan kreatif, serta menampilkan karya UMKM terbaik Indonesia melalui berbagai instalasi seni yang mempesona.

"Omset sampai turun 50 persen di awal pandemi. Turun banget. Tabungan saya juga terkuras. Saat itu, saya sudah terlanjur menstok barang, kemudian bingung mau diapain," kata Sanjung dalam perbincangan dengan detikTravel di sebuah pameran beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Setelah menimbang-nimbang, Sanjung memutuskan untuk coba-coba menjual produk Sancraft berupa scarf, pouch, gantungan kunci, sticker pack, notebook, bantal dengan ilustrasi bajaj, Monas, ondel-ondel, peta Indonesia, hutan, Sumatera dan sejumlah satwa khas Tanah Air, ayam dan harimau, secara online. Dia mendaftar sebagai penjual di marketplace.

Tidak disangka, Snacraft laku keras. Rupanya, karena ada pembatasan kegiatan sosial masyarakat lebih sering saling berkirim hantaran dan kado. dengan peluang itu, Sanjung menawarkan promo berupa kartu ucapan. Hasilnya, Sancraft laris manis.

Setelah pandemi mereda, Sancraft semakin ngegas memanfaatkan penjualan di marketplace. Sanjung juga semakin gencar berpromosi melalui media sosial. Dia juga tetap melakukan penjualan melalui marketplace dan kembali menitipkan Sancraft di salah satu tenant di mal ibu kota.

"Kalau bicara omset, sebenarnya naik turun tetapi setelah pandemi selesai dan ada pameran naik lagi. Kalau ada satu atau dua pameran atau tiga pameran itu bisa menaikkan omset. Untuk penjualan offline titip toko sebulan kisarannya bisa lebih dari Rp 20 juta tetapi tidak sampai Rp 50 juta. Sancraft tidak memiliki toko sendiri," kata Sanjung.

"Kemudian, kadang juga offline ada proyek dari perusahaan atau pesanan suvenir, itu kan tidak setiap bulan ya, itu mempengaruhi naik turun omset," dia menambahkan.

Maksimalkan Digitalisasi Lewat Marketplace dan Sosmed

Berkaca dari pandemi itu, Sanjung giat menggencarkan peran digital. Selain pameran offline, dia juga menaruh Sancraft di marketplace. Sanjung juga memaksimalkan promosi yang ada di marketplace.

"Adanya digitalisasi itu memudahkan pelanggan, apalagi dengan berkembangnya masketplace. Kalau harus bikin web sendiri tentu mahal," kata Sanjung.

"Dari sisi pembeli juga lebih percaya melakukan transaksi dengan adanya pihak ketiga yakni marketplace. Mereka juga lebih mudah melakukan pemesanan tidak harus di pameran atau bahkan kalau perlu repeat order atau kehabisan stok di pameran," kata Sanjung.




(fem/sym)

Hide Ads