Kapal selam Titan dinyatakan meledak di dasar laut dan menewaskan seluruh penumpang. Naasnya, kejadian ini sempat jadi ajang taruhan.
Adalah pejudi online yang bertindak tanpa hati itu. Mereka bertaruh ribuan dollar dengan menebak kru kapal selam Titan bertahan hidup atau tewas.
Dilansir dari Daily Star, Selasa (4/7/2023), menurut Mother Jones, uang yang dipertaruhkan mencapai USD 300.000 atau sekitar Rp 4,49 miliar menggunakan platform kripto Polymarket. Halaman deskripsi di situs judi itu menguraikan aturan untuk taruhan terkait kapal selam tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam ketentuannya tertulis ketentuan berikut:
"Untuk tujuan pasar ini, kapal tidak perlu diselamatkan atau ditemukan secara fisik untuk dianggap 'ditemukan'. Jika potongan-potongan ditemukan, tetapi tidak dengan kabin yang berisi penumpang kapal, itu tidak akan cukup bagi pasar untuk memutuskan 'Ya',".
Seorang penjudi, bernama Rich, mengatakan bahwa ia menghasilkan sekitar USD 3.250 atau Rp 48,7 jutaan melalui taruhan. Dia bersikukuh menyatakan bahwa hal tersebut dapat dipertahankan secara moral.
"Jawaban saya adalah bahwa pasar pada dasarnya tidak bermoral. Tidak ada konsumsi yang etis di bawah kapitalisme," ujarnya membela diri.
Namun, para pengguna media sosial tidak setuju dengannya, misalnya pada platform Twitter, seseorang menuliskan pendapatnya yang resah.
"Benar-benar gila. Bayangkan menghasilkan uang dari apakah seseorang yang akan mati atau tidak," tulis salah seorang pengguna.
"Spesies kita sudah matang", tulis yang lain, serta diikuti dengan pengguna lain yang berujar. "Ini sangat sampah,".
"Kemanusiaan akan berakhir dari hari ke hari, bayangkan jika Anda mempertaruhkan uang sungguhan untuk hidup orang lain," ujar pengguna lain yang kesal.
Seorang juru bicara Polymarket justru mengatakan, bahwa pihak keluarga bisa menggunakan hal tersebut untuk melihat kemungkinan.
"Jika para keluarga mengetahui tentang Polymarket, mereka dapat menggunakan pasar tersebut sebagai cara untuk mendapatkan probabilitas waktu yang nyata dan tidak bias dari kemungkinan kapal selam ditemukan," tuturnya.
"Itu adalah layanan yang jauh lebih berharga bagi mereka daripada liputan media yang sensasional. Dengan pasar kami, setidaknya mereka memahami probabilitas yang sebenarnya," ujarnya membela diri.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol