Fakta-fakta Pria Nganjuk Temukan 2 Batu Meteor, Asli atau Palsu?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fakta-fakta Pria Nganjuk Temukan 2 Batu Meteor, Asli atau Palsu?

Hilda Meilisa Rinanda - detikTravel
Rabu, 12 Jul 2023 22:05 WIB
Warga Nganjuk yang mengklaim telah menemukan 2 batu meteor yang jatuh di sungai di dalam hutan.
Foto: Pria Nganjuk temukan 2 batu meteor (Sugeng Harianto/detikJatim)
Nganjuk -

Pria asal Nganjuk mengklaim menemukan 2 batu meteor di tengah hutan. Namun klaim itu diragukan para ahli. Apakah meteor itu asli atau palsu? Ini fakta-faktanya:

Dua batu meteor itu ditemukan Suprianto (43) di sungai Kedung Ngaron, Bringin, tepatnya di tengah hutan lereng Gunung Pandan.

Warga Desa Mojorembun, Kecamatan Rejoso itu mengaku sebelum menemukan batu meteor itu, dia sempat didatangi nenek-nenek misterius dalam mimpi yang menyuruhnya untuk menggali batu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut Fakta-fakta Pria Nganjuk Temukan 2 Batu Meteor di Tengah Hutan:

1. Ditemukan di Tengah Hutan

Suprianto bercerita banyak soal batu meteor temuannya. Suprianto juga menjelaskan lokasi penemuan 2 batu tersebut.

"Lokasi temuan di sungai tengah hutan Kedungngaron, Bringin, lereng Gunung Pandan masuk KPH Nganjuk," ujar Suprianto, Minggu (9/7/2023).

ADVERTISEMENT

Pria yang juga anggota Komunitas Sejarah Nganjuk (Kota Sejuk) ini punya alasan dirinya yakin batu itu jatuh dari langit. Dia lalu menjabarkan ciri-ciri spesial batu itu.

"Dibandingkan batu biasa sangat berbeda. Ciri yang mencolok berat 5 hingga 7 kali lipat dengan ukuran batu yang sama. Dari warna juga lebih gelap dan halus, ada seperti lubang-lubang jempol," imbuhnya.

2. Beda Waktu Penemuan

Suprianto mengatakan bahwa dirinya menemukan 2 batu itu dalam waktu tidak bersamaan. Batu pertama ditemukan pada 2022 sekitar Maret, sedangkan temuan batu kedua baru pada 22 Juni 2023.

"Dua batu ini saya temukan tidak bersamaan. Yang pertama sekitar bulan Maret 2022 dan yang kedua baru tanggal 22 Juni 2022 kemarin," kata Suprianto.

3. Beratnya Lebih dari 100 Kilogram

Suprianto mengatakan, temuan batu yang pertama memiliki berat 104,3 kg. Sedangkan batu kedua beratnya 100,15 kg.

Dia menyebutkan bahwa lokasi antara temuan batu pertama dan kedua berjarak kurang lebih 150 meter dan posisi batu itu terkubur pasir dan batu kecil pinggir sungai.

"Temuan batu yang pertama dengan berat 104,3 Kg dan batu kedua berat 100,15 kg. Lokasi antara temuan batu pertama dan kedua berjarak sekitar 150 meter yang posisinya terkubur pasir dan batu kecil pinggir sungai," papar Suprianto.

4. Mimpi Bertemu Nenek Tua Misterius

Pria 43 tahun itu mengaku sebelum menemukan batu meteor dari sungai tengah hutan jati Kedung Ngaron, Bringin lereng Gunung Pandan pernah ditemui seorang perempuan tua di dalam mimpinya. Dia bahkan mengaku 2 kali bermimpi ditemui nenek tersebut dan mendapatkan pesan yang sama.

"Mimpi dua kali sebelum temuan batu yang pertama dan kedua. Sama, ada pesan dari seorang nenek tua itu," kata Suprianto ketika ditemui detikJatim di rumahnya, Minggu (9/7/2023).

Suprianto menjelaskan bahwa nenek itu meminta agar dirinya mengambil benda berupa batu gelung di tengah hutan. Sejak mimpi itulah Suprianto yang aktif di Komunitas penghijauan penanaman di hutan melihat batu yang berbeda dengan batu lain.

"Saat penanaman pohon saya ke sungai melihat batu yang lain dari lainnya. Hanya terlihat sedikit bagian atas karena tertutup pasir dan batu kecil. Saya gali lama sekitar satu jam dari satu batu yang sekarang sudah di rumah saya," jelas Suprianto.

5. Telah Dilaporkan ke Disporabudpar Nganjuk

Suprianto menambahkan, penemuan dua batu diduga meteorit di hutan jati hutan jati Kedungngaron itu telah dia laporkan ke Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk.

"Pemkab sudah saya lapori terkait temuan dugaan batu meteor jatuh dari langit," kata Suprianto.

6. Disporabudpar Nganjuk Akan Teliti

Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Nganjuk akan mengecek apakah 2 batu itu memang meteorit atau bukan.

Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Kabupaten Nganjuk Amin Fuadi mengaku bahwa pihaknya telah melakukan pengecekan awal terhadap 2 batu itu. Hasilnya, ada dugaan bahwa kedua batu itu memang batu meteorit.

"Jika melihat dari wujud benda kemudian uji magnet, sepertinya benar sesuai ciri-ciri salah satu jenis batuan meteor," ujarnya saat dikonfirmasi detikJatim, Minggu (9/7/2023).

Meski telah melakukan pengecekan, Amin mengatakan bahwa untuk memastikan kebenaran atas dugaan itu pihaknya akan melibatkan tim ahli. Dalam waktu dekat Disporabudpar Nganjuk akan berkirim surat ke museum Sangiran dan Museum Geologi.

"Sehingga, kepastian apakah dua batu yang memiliki berat masing-masing sekitar lebih 100 Kg itu adalah meteorit atau bukan akan segera diketahui," tandas Amin.

7. Diragukan Ahli Fisika

Pakar fisika teori Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr rer nat Bintoro Anang Subagyo, mengaku ragu akan penemuan Suprianto.

Menurut Bintoro, bisa jadi batu itu memang meteor. Namun harus ada kajian untuk membuktikannya. Keraguan Bintoro bukan tanpa alasan.

Menurutnya, melihat ukuran batu yang besar, harusnya ada jejak yang jelas. Dia ragu karena batu sebesar itu tidak menimbulkan benturan keras di tanah.

"Bisa iya (meteor). Tapi, jika melihat pada ukuran, agak mustahil tanpa mengakibatkan benturan yang cukup keras," terang Bintoro, Senin (10/7/2023).

Bintoro mengatakan, jika memang batu meteor jatuh dengan ukuran besar, pastinya akan diketahui secara luas. Bahkan bisa diketahui kapan proses terjadinya.

"Kecuali jika hal tersebut terjadi pada masa lampau, di mana daerah penemuan tersebut tidak ada penghuni manusia," ujarnya.

--------

Artikel ini telah naik di detikJatim.




(wsw/wsw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads