Fenomena ribuan orang Indonesia pindah ke Singapura rupanya banyak didorong oleh faktor ekonomi. Negara maju seperti Singapura menjanjikan karir moncer buat warganya.
Sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si memaparkan fenomena kepindahan WNI ke suatu negara lumrah terjadi. Ia mengatakan, hal ini disebut sebagai migrasi yang disebabkan sejumlah faktor.
"Ini seperti fenomena migrasi, ya. Dalam migrasi itu kan ada pull factor dan push factor, ada faktor penarik dan pendorong," ujarnya dikutip dari situs Unair, Minggu (16/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun yang disebut sebagai faktor pendorong adalah adanya kesempatan bekerja, berkarier, dan menjalani kehidupan yang lebih baik. Sedangkan faktor penariknya ialah kondisi negara Singapura yang lebih maju dan tertata.
"Faktor penariknya kita bisa lihat, ya, bahwa Singapura adalah negara yang jauh lebih maju, tertata, terkenal memiliki disiplin yang tinggi, dan tentu saja penghasilan yang mereka dapatkan jauh lebih tinggi di sana," paparnya.
Dengan adanya fenomena ini, Tuti berpendapat pemerintah tak bisa mengekang hak masyarakat untuk memilih tinggal di mana. Hanya saja, fenomena ini menjadi momentum yang pas buat pemerintah membenahi masalah struktural di Indonesia.
"Masalahnya kalau ini menjadi berbondong-bondong berarti ada sesuatu yang salah di Indonesia. Mungkin saja mereka bermigrasi karena nggak nyaman lagi tinggal di sini. Berarti pemerintah Indonesia tidak memberikan iklim yang baik untuk mereka. Inilah sebetulnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk berbenah," tegasnya.
Sebelumnya, Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Silmy Karim menyebut setiap tahunnya ada 1.000 mahasiswa Indonesia yang pindah ke Negeri Singa. Mereka yang pindah berada di usia produktif yakni 25-35 tahun.
"Saya lupa datanya, kalau nggak 100, seribu orang mahasiswa Indonesia di Singapura menjadi warga negara Singapura setiap tahunnya," ujarnya.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit