Pantai identik dengan tempat yang indah. Namun pantai satu ini alih-alih indah, justru penuh sampah.
Mendengar kata pantai, yang terbayang pastilah tempat untuk berlibur atau melepaskan penat dengan melihat pemandangan alam. Berbeda dengan anggapan itu, Pantai Teluk Labuan justru bukan tempat yang tepat untuk menikmati suasana alam yang asri.
Bagaimana tidak, alih-alih menyuguhkan pantai yang asri, tempat ini justru dipenuhi oleh timbunan sampah. Permasalahan sampah di Pantai Teluk Labuan ini bukan main-main karena sampah di sini cukup menggunung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantai Teluk Labuan berada di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Berikut beberapa fakta Pantai Teluk Labuan;
Disebut Pantai Terkotor
Pantai Teluk Labuan disebut sebagai pantai terkotor di Indonesia. Gelar itu diberikan oleh sebuah komunitas peduli lingkungan yang kerap menggelar aksi bersih-bersih sampah, Pandawara Group.
Bagaimana tidak, dalam video beberapa waktu lalu yang mereka bagikan. Terlihat sampah di area pantai yang begitu berlimpah. Membuat mereka perlu mengajak berbagai pihak untuk ikutan aksi bersih-bersih sampah.
Sempat Disinggung Menteri KKP
Sebelum disebut sebagai pantai terkotor di Indonesia oleh Pandawara Group, pantai ini juga sempat disinggung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono.
Dilansir dari beberapa sumber, Wahyu meminta Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan segera menggerakkan masyarakat untuk membersihkan sampah. Hal itu karena Pantai Labuan memang telah lama tercemar oleh sampah organik maupun non organik.
Gunung Sampah Pinggir Laut
Sampah di pantai ini begitu menggunung. Bahkan menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang, Achmad Saepudin, volume sampah di Pantai Teluk Labuan diperkirakan mencapai 360 ton.
Angka itu masih merupakan estimasi dari hasil kegiatan bersih-bersih bersama di Pantai Teluk Labuan pada Senin (22/5). Dia menyebut kalkulasi saat diangkut kurang lebih sebanyak 60 rit atau 60 kali angkut pakai dum truk. Volume sampah tidak dapat terhitung secara keseluruhan, karena sampah menumpuk di tepi pantai dan Sebagian tergenang di air.
Sampah Tak Dikeruk Semua
Akibat menggunungnya sampah di Pantai Labuan, membuat sampah ini jadi tak bisa diangkut sepenuhnya. Sebagian sampah akhirnya sengaja tak diangkut untuk mencegah terjadinya abrasi.
Asal Sampah
Gunung sampah yang ada di Pantai Teluk Labuan disebut tak hanya disebabkan aktivitas warga. Bupati Pandeglang Irna Narulita menyebutkan bahwa sampah tersebut juga ada andil kiriman berbagai daerah.
Melansir berbagai sumber, Irna menyebut kondisi pantai yang cekung dan terdapat sungai Cipunten Agung yang mengalir ke pantai membuat sampah dengan mudah terbawa ke pantai.
Sedangkan pada penelusuran detikcom, tumpukan sampah tersebut juga karena kebiasaan warga setempat yang membuang ke laut.
"Emang udah biasa dibuangnya ke laut. Mau gimana lagi, tempat penampungannya (untuk sampah) juga enggak ada," kata seorang warga bernama Rusna kepada detikcom saat ditemui di Pandeglang, Banten, Minggu (17/1/2021).
Menurutnya, tumpukan sampah di sana telah terjadi selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut diperparah karena warga desa lain ikut-ikutan membuang sampah ke bawah jembatan yang dekat dengan akses menuju Pantai Labuan.
Permasalahan Sampah Menyangkut Kesadaran Masyarakat dan Pemerintah
Permasalahan sampah di Pantai Labuan Banten dirasa cukup kompleks, karena berkaitan dengan tata Kelola sampah dan kebiasaan masyarakat.
Menurut Rusna, warga akan memiliki kesadaran tidak membuang sampah ke laut jika pemerintah setempat bisa mencarikan solusinya. Namun, ia berujar selama ini kondisi sampah di sana seolah dibiarkan begitu saja tanpa ada tindak lanjut yang jelas.
"Sekarang begini, kita disuruh jangan buang sampah ke laut tapi tempat penampungannya juga enggak ada. Mau gimana coba? Dibuang ke laut itu karena nggak ada tempatnya," tutur Rusna.
Namun di sisi lain, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pandeglang, Achmad Saepudin, menyebut kesadaran masyarakat sangat rendah sekali.
Dia menyebut pihaknya sempat memberikan truck angkut sampah namun tidak dijalankan. Lalu pihaknya mencoba sistem berlangganan, namun masyarakat disebut tidak mau membayar.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan