Seorang ibu menuntut maskapai Southwest Airlines. Dia tidak terima dicurigai sebagai penculik anak karena beda warna kulit dengan anaknya.
Dilansir dari NBC News, Senin (7/8/2023) ibu itu bernama Mary MacCarthy. Dia menilai pramugari Southwest Airlines telah bertindak diskriminatif terhadapnya.
MacCarthy mengajukan gugatan federal pada Kamis (3/7) di Pengadilan Distrik Colorado. Dalam gugatan itu, dia menyebut mendapatkan perlakuan rasis. Dia dicurigai dan dilaporkan ke kepolisian berdasarkan asumsi rasis dan stereotif keluarga blasteran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gugatan itu bermula dari peristiwa dua tahun lalu. MacCarthy terbang ke Denver dari Los Angeles bersama putrinya yang berusia 10 tahun untuk menghadiri pemakaman saudara laki-lakinya. Saat mendarat di Denver, MacCarthy dan putrinya diadang oleh petugas polisi karena seorang pramugari mencurigai dia melakukan aksi perdagangan manusia.
"Para petugas mulai menanyai MacCarthy dan memperjelas bahwa mereka diberi informasi yang bermuatan rasis bahwa putri Nyonya MacCarthy mungkin diperdagangkan olehnya, hanya karena Nyonya MacCarthy berkulit putih dan putrinya berkulit hitam," kata gugatan itu.
David Lane, pengacara yang mewakili MacCarthy, mengatakan bahwa gugatan tersebut dirancang untuk meminta pertanggungjawaban dan agar maskapai memeriksa ulang pelatihan kepada kru dan karyawan lain. Dia mengatakan bahwa kecurigaan dalam menilai potensi perdagangan anak tidak berdasarkan penilaian stereotip.
Karena insiden itu, MacCarthy mengatakan telah rugi besar. Dia bilang putrinya menangis selama interogasi dan menjadi trauma setelah kejadian tersebut hingga hampir dua tahun kemudian. Pernyataan MacCharty itu serupa dengan sebuah wawancara pada tahun 2021, yang juga mengatakan putrinya menangis sepanjang interogasi.
Sementara itu, menurut laporan polisi, pramugari mengatakan bahwa dia menandai keluarga tersebut sebagai orang yang mencurigakan, karena mereka adalah orang terakhir yang naik ke pesawat. MacCharty juga meminta penumpang lain untuk berpindah tempat duduk agar bisa duduk bersama. Selain itu, pramugari tidak melihat ibu dan putrinya berbicara di pesawat dan mengklaim MacCarthy menyuruh putrinya untuk tidak berbicara dengan awak pesawat.
MacCarthy membantah klaim bahwa dia dan putrinya tidak berbicara dalam penerbangan atau bahwa dia melarang putrinya berbicara dengan awak pesawat. Dia juga mengatakan dia dipanggil 10 hari setelah kejadian oleh penyelidik unit perdagangan manusia dari Departemen Kepolisian Denver.
Insiden itu ditutup sebagai 'tidak berdasar' tanpa tindakan lebih lanjut yang diperlukan, menurut laporan polisi.
Southwest Airlines menolak berkomentar. Pada 2021, maskapai mengatakan sedang melakukan peninjauan atas insiden tersebut, tetapi maskapai tersebut tidak menjawab pertanyaan tentang hasil peninjauannya pada hari Minggu lalu.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol