Tiga kali sudah Igit Siswangki digigit oleh Komodo, satwa dilindungi yang ia rawat dengan sepenuh hati. Tak surut semangatnya untuk jadi keeper yang baik bagi hewan endemik Indonesia itu.
Komodo adalah hewan endemik Indonesia, sekaligus kadal raksasa terbesar yang masih hidup di dunia. Merawatnya tak mudah, karena selain langka, hewan ini cukup berbahaya.
Igit menjadi perawat atau keeper komodo dua tahun belakangan. Namun, perjalanannya merawat hewan langka ini tak ujug-ujug, melainkan lewat pengalaman panjang selama delapan tahun merawat reptil seperti buaya, king kobra, dan aneka ular lainnya.
Sebelum menyentuh reptil, ia dilatih hampir enam bulan sebelum akhirnya benar-benar dipercayakan penuh merawat hewan endemik tersebut.
Kendati telah memiliki pengalaman merawat satwa yang berbahaya, siapa sangka ternyata Igit tidak memiliki background pendidikan yang sesuai. Ia merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan teknik. Namun, kesukaannya terhadap satwa membawanya untuk bekerja sebagai seorang keeper.
"Di rumah saya sih lebih suka satwa-satwa kayak ular. Macam-macam reptil, koleksi ada, tapi nggak banyak sih," ujar Igit kepada detikTravel, Senin (14/8/2023).
Walaupun telah lama mengurus binatang reptil, tetapi kecelakaan juga tak luput dari kesehariannya. Ia berujar pernah digigit komodo sebanyak tiga kali. Namun beruntung, keselamatan masih menyertainya.
"Cuman kegores doang, digigit, langsung dijahit," ucapnya.
Hal tersebut terjadi karena gerakannya yang agresif dan tiba-tiba. Hebatnya, hal ini tak menyurutkan minatnya untuk terus merawat komodo.
"Nggak (bikin trauma) sudah tiga kali," katanya.
Igit menjelaskan, bakteri komodo di Taman Safari Indonesia tidak membahayakan seperti bakteri komodo di alam liar. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh komodo di alam liar cenderung makanan yang tidak fresh.
Walau begitu, hewan ini tetap memiliki bakteri yang cukup membahayakan. Namun, alih-alih mundur, ia malah merasa tertantang.
"Karena regenerasi ya, kita juga harus mencoba satwa lain. Kayak ular udah lama nih, kita harus coba reptil lain. Tantangan tersendiri," ucapnya.
Baca juga: Taman Safari Melepasliarkan 6 Komodo ke NTT |
Di sisi lain, ia juga menjelaskan bahwa komodo mungkin saja bisa menjadi hewan yang jinak. Terlebih jika sedari kecil kerap disentuh dan didekati oleh seorang keeper.
"Itu sih terbiasa dari tangannya, kalau untuk jinak. Biasa dipegang dari kecil. Ya (kedekatan emosi)," tuturnya.
Simak Video "Video: Wisatawan Tertahan di Bandara Komodo Imbas Erupsi Lewotobi"
(wkn/wsw)