Salju abadi di Puncak Jaya Papua menjadi perhatian dunia. Masalah itu turut disorot media asing.
Indonesia boleh bangga karena memiliki salju abadi yang ada di Puncak Jaya Wijaya di Papua. Sebagai negara tropis, kehadiran salju merupakan fenomena langka.
Kabar buruknya, salju itu terancam punah. Sebabnya, suhu yang kian menghangat membuat salju tersebut mencair setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhu hangat ini disebabkan perubahan iklim. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, El Nino parah yang berlangsung pada 2015-2016 di Indonesia menyebabkan salju mencair lebih cepat.
BMKG melaporkan, per Desember 2022, ketebalan salju abadi tinggal 6 meter. Padahal pada 2010, ketebalannya masih 32 meter. Jadi, salju abadi itu diperkirakan mencair sebanyak 5 meter per tahun.
Dengan tren seperti ini, bukan tak mungkin salju abadi akan benar-benar hilang. Hal ini sangat disayangkan, tak cuma bagi Indonesia tetapi juga dunia.
Media asing asal Arab Saudi, Arab News, menyoroti ancaman kepunahan itu. Dalam tulisan berjudul 'Melting faster than ever, Indonesia's little-known glacier may disappear by 2025', media tersebut menyebut "gletser yang jarang diketahui di Indonesia" mungkin akan hilang pada awal 2025.
"Salju di Puncak Jaya akan segera hilang. Hal ini terjadi karena pemanasan global. Karena suhu di puncak telah meningkat, maka salju tidak dapat lagi dipadatkan menjadi gletser," kata Kepala Departemen Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, kepada Arab News.
Menurut Organisasi Meteorologi Dunia, gletser tropis merupakan indikator dan pencatat perubahan iklim yang sangat sensitif.
Sementara itu, media Malaysia, The Star, mengangkat berita yang serupa. Mereka menuliskan judul pada beritanya 'Papua mountain to lose 'everlasting' snow by 2025'. Pada tulisan ini, mereka menyoroti salju abadi di puncak paling tinggi dan terkenal di Indonesia yang akan segera hilang.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol