Fenomena Baru di Jepang: Tukang Ngutil Merajalela

CNBC Indonesia - detikTravel
Kamis, 31 Agu 2023 23:05 WIB
Foto: Ilustrasi Jepang (Dina Rayanti/detikTravel)
Tokyo -

Ada fenomena sosial baru di Jepang. Selama ini, kita mengenal Jepang sebagai negara yang sangat aman. Faktanya, kini tukang ngutil merajalela di sana.

Jepang terkenal sebagai salah satu negara paling aman di dunia. Namun, analis mengatakan bahwa tingkat inflasi yang terus-menerus naik, ditambah dengan upah yang stagnan membuat banyak supermarket harus berjuang melawan aksi pengutilan yang dilakukan oleh warga.

Surat kabar lokal Manichi melaporkan, kasus pengutilan meningkat terutama setelah banyak supermarket di Negeri Sakura menggunakan teknologi self check-out alias pembayaran mandiri untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja.

Fenomena baru ini tentu saja mengejutkan, mengingat Jepang terkenal sebagai negara dengan tingkat kriminalitas yang sangat rendah. Masyarakat di sana sangat patuh dengan hukum.

Mainichi melaporkan, bahwa sistem pembayaran mandiri pertama kali diterapkan di Jepang pada 2003. Hingga 2022, diperkirakan ada 30 persen dari seluruh supermarket yang mengoperasikan sistem tersebut, terutama karena supermarket mencari cara baru untuk membatasi interaksi antara staf dan pelanggan selama pandemi virus corona.

Namun Asosiasi Supermarket Nasional nampak enggan buka-bukaan soal data kasus pengutilan, diperkirakan sekitar 80 persen pengutilan terjadi ketika pelanggan gagal memindai pembelian mereka di kasir swalayan.

Fenomena baru ini membuat sejumlah swalayan mencatatkan peningkatan kerugian hingga mencapai 30 persen. Tentu saja angka itu cukup besar.

Dalam satu kasus pada Juni lalu, seorang wanita di supermarket di Nakagawa, Prefektur Fukuoka, mencoba mengutil 48 barang senilai 21.745 yen (sekitar Rp 2,2 juta), termasuk kosmetik, daging, dan kebutuhan sehari-hari.

Wanita itu tertangkap ketika penjaga keamanan berpakaian preman melihat dia bergerak secara mencurigakan di kasir. Baru setelah diperiksa, wanita itu ketahuan mengutil barang sebanyak itu.

Makoto Watanabe, profesor media dan komunikasi di Hokkaido Bunkyo University di Sapporo, mengatakan perubahan mendasar dalam masyarakat Jepang mendorong orang untuk mencuri.

"Perekonomian telah melemah selama 30 tahun dan kondisinya jauh lebih buruk sejak wabah virus corona. Sekarang kita melihat harga-harga barang sehari-hari naik, gaji tidak berubah, dan tidak ada tanda-tanda bahwa situasi akan berubah dalam waktu dekat," katanya kepada South China Morning Post.

"Banyak orang tak punya cukup uang untuk dibelanjakan, dan bagi mereka yang mengalami kesulitan, (mencuri) adalah kesempatan yang mudah," tutupnya.


------

Artikel ini telah tayang di CNBC Indonesia.



Simak Video "Video Gol Demi Gol Jepang Bikin Indonesia Kocar-kacir"

(wsw/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork