Para pelaku bisnis pariwisata di Bromo mencurahkan kesedihan mereka pasca peristiwa kebakaran. Perekonomian mereka terancam lumpuh akibat insiden itu.
Kebakaran lahan di Gunung Bromo belum benar-benar padam. Kebakaran imbas foto prewedding menggunakan flare itu berujung penutupan destinasi wisata dan berpotensi melumpuhkan ekonomi di sana.
Larangan kunjungan wisatawan mulai dikeluhkan sejumlah pelaku jasa wisata. Mulai dari penyedia jasa jip, jasa ojek kuda, hingga warga penyedia penginapan serta hotel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aldis Tinton Fauzi, salah satu pelaku jasa jip di Gunung Bromo salah satunya. Dia mengeluhkan cukup banyak kehilangan pelanggan sejak Bromo ditutup karena kebakaran.
"Sekarang pengunjung hanya diperbolehkan untuk keliling di sekitar Bukit Seruni Point dan Bukit Mentingen," katanya kepada detikJatim, Jumat (8/9/2023).
Rudy, pelaku jasa jip lainnya menyatakan bukan tidak mungkin aktivitas ekonomi masyarakat sekitar yang bergantung pada pariwisata benar-benar lumpuh akibat kebakaran.
"Kalau sudah seperti ini bukan tidak mungkin lagi pelaku usaha di sekitar Gunung Bromo bakal lumpuh. Tamu saya 1 grup atau 1 bus langsung cancel. Pusing kalau begini," keluh Rudy.
Tidak hanya para penyedia jasa jip, pembatalan kunjungan wisatawan juga dialami sejumlah pengelola hunian, penginapan, maupun hotel yang ada di sekitar Bromo.
"Sejumlah tamu mancanegara sudah membatalkan kunjungan ke Bromo imbas ditutupnya akses ke lautan pasir," kata Manager Operasional Hotel Bromo Permai, Suharso.
Sebelumnya Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) menyebutkan, dampak kebakaran lahan yang dimulai dari Bukit Teletubbies itu menyebabkan sejumlah dampak.
Pertama, flora dan fauna langka yang habitatnya berada di area yang terbakar seperti bunga edelweiss, rumput malelo, juga elang dan lutung jawa berpotensi hilang akibat kebakaran tersebut.
Tidak hanya itu, asap akibat kebakaran hutan di Gunung Bromo juga berpotensi memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar. Salah satunya gangguan pernapasan.
-----
Artikel ini telah naik di detikJatim.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol