Keruwetan perizinan event termasuk konser akan segera tiada. Karena, pemerintah telah melakukan uji coba digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event versi beta.
Pada uji coba kali ini, beberapa EO yang telah terdaftar di sistem Online Single Submission (OSS) akan diundang untuk menggunakannya. Mereka tak perlu repot-repot melakukan pendaftaran di Disparekraf setempat untuk mendapat rekomendasi teknis dan kantor polisi untuk mendapat surat izin keramaian.
"Kami all out di Kemenparekraf atas arahan bapak presiden dan ini sekitar satu tahun kita menyiapkannya bersama dengan lintas kementerian-lembaga," kata Menparekraf Sandiaga Uno kepada wartawan ditemani oleh Menpan RB Azwar Anas, Senin (11/9/2023).
"Pak presiden ini selalu menanyakan progres ini setiap berjumpa dan sebetulnya ini yang pertama kali beliau ingin lakukan sebagai lesson learn pasca pandemi, yaitu event select recovery," tegas dia.
"Sehingga hari ini enggak pakai ditunda lagi nggak pakai entar enggak pakai besok tanggal 11 September harus kita mulai uji cobanya," terang dia.
Baca juga: Viral Tornado Api di Tengah Kebakaran Bromo |
Menparekraf menjelaskan bahwa ada lebih dari tiga ribu event yang berkategori menengah dan besar. Acara itu menciptakan nilai ekonomi sekitar 162 triliun.
Uji coba kemudahan perizinan event ini adalah bagian dari upaya dan solusi untuk menggeliatkan ekonomi. Namun, seperti diketahui bahwa ada bottle neck-nya.
"Itu ternyata memang menjadi peluang bagi kita untuk melakukan reformasi dari segi perizinan, transformasi digital yang berbasis sistem pemerintahan, berbasis elektronik SPBE yang sudah dengan bergabungnya Pak Menpan RB Anas ini cepat sekali transformasinya," terang dia.
"Dan mulai dari saat itu presiden juga memberikan penekanan bahwa event ini harus jadi katalisator percepatan pemulihan ekonomi. Sehingga, kebijakan yang tepat, sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu harus juga berdampak positif perekonomian lokal dan penyediaan lapangan kerja," Sandiaga melanjutkan.
Ia lalu mengapresiasi Kemenko Marves dan jajaran Polri yang ternyata telah gerak cepat karena ingin perizinan event ini menjadi sederhana, cepat dan transparan. Itu semua adalah arahan dalam ratas yang selalu dibahas oleh presiden.
"Oleh karena itu uji coba terbatas, sistem digital perizinan event kita launching hari ini agar mendapatkan feedback dari para promotor yang hadir di sini," tegas dia.
"Jadi dari komunitas juga sudah tidak sabar lagi para EO dan ada 6 lokasi yang 6 venue yang tingkat assesment dari tim kepolisian kerawanannya bersifat rendah dan sedang, yaitu GBK, JCC, JIEXPO, Ancol Beach City International Stadium, ICE BSD, dan Community Park PIK II," urai dia.
"Terima kasih lebih lanjut terkait perizinan akan dijelaskan oleh Kepolisian Republik Indonesia dan juga dibantu oleh para ahli digital dari Bank Mandiri Telkom dan Polri yang sekarang menyatu dalam tim transisi," terang Sandiaga.
Pesan presiden selanjutnya kata Sandiaga adalah agar sistem ini user friendly. Seandainya ada kesulitan, ada tempat yang bisa menjadi rujukan agar perizinan ini bisa diterbitkan tepat waktu.
Ia menyebut bahwa dalam uji coba ini nanti pasti akan menimbulkan banyak masukan atau nggak akan langsung mulus. Pasti ada beberapa tahapan pasti akan ada glitch karena ini namanya juga sistem baru.
"Tapi ini adalah sebuah upaya untuk menciptakan sistem yang holistik, terintegrasi dan mudah. Jadi mohon diberikan masukan, jangan dienyek, jangan diketawain, tapi justru harus diberikan masukan," terang dia sambil tertawa.
"Agar proses penyempurnaan selama uji coba berlangsung ini bisa maksimal. Saya pernah tinggal di Singapore waktu mereka meluncurkan juga banyak reformasi reformasi dan awalnya semua glitch mulai dari MRT nya sampai kepada sistem perizinan dan pelayanan publiknya," urai dia.
"Tapi dengan keterlibatan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan akhirnya bisa berjalan dengan lancar. Dan saya yakin di Indonesia juga akan seperti itu hasilnya," ujar Sandiaga.
Simak Video "Video: Ragam Cerita Pelari Jakarta International Marathon 2025"
(msl/wsw)