Kampung Bali di Bekasi Disebut juga Kampung Pancasila, Wujud Toleransi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kampung Bali di Bekasi Disebut juga Kampung Pancasila, Wujud Toleransi

Weka Kanaka - detikTravel
Kamis, 14 Sep 2023 08:37 WIB
Kampung Bali di Bekasi.
Kampung Bali di Bekasi. (Weka Kanaka/detikcom)
Bekasi -

Penghuni Kampung Bali di Bekasi didominasi oleh warga asal Bali maupun keturunannya. Kampung itu tidak hanya dihuni oleh pemeluk agama Hindu.

Saat ini terdapat 20 keluarga asli Bali yang mendiami kawasan ini dan rata-rata pemeluk agama Hindu. Namun, tak hanya warga Hindu yang tinggal di sini, ada pemeluk agama lain yang hidup bersamaan dengan mereka dengan rukun.

"Kami dihuni oleh tiga kepercayaan, yaitu Muslim, Hindu, dan Kristen. Kami hidup berdampingan, rukun," ujar Ketua RT Kampung Bali, Puji Lestari, kepada detikTravel, Sabtu (9/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puji menjelaskan karenanya, Kampung Bali disebut juga sebagai Kampung Pancasila karena keberagaman dan kerukunan yang tercipta.

"Dari beberapa pihak, karena melihat keharmonisan kami yang dihuni oleh tiga kepercayaan, maka kami dijadikan juga sebagai Kampung Pancasila," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan bahwa warganya kerap saling bantu jika ada acara adat ataupun keagamaan dari setiap pemeluk agama. Ataupun jika ada upacara Nyepi yang dirayakan umat Hindu, masyarakat sekitar pun turut menghormati.

"Jadi kami kalau setiap hindunya ini melakukan acara keagamaan, kita tidak merasa terganggu, justru kita ikut terlibat di dalamnya. Jadi kita saling bantu, saling mengisi, biar saling tidak merasa terganggu gitu. Makanya kenapa kami dinilainya seperti itu, soalnya kehidupan kami harmonis," ia menambahkan.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Kampung Bali, I Wayan Widana, menjelaskan nama Kampung Pancasila disematkan oleh Panglima Komando Daerah Militer setempat.

"Kampung Pancasila itu dinamai dari Kodim. Saat itu datanglah Pangdam. Jadi, memberi nama kami menjadi kampung Pancasila bernuansa Bali," kata Widana.

Wujud kerukunan dan meleburnya kultur ini juga tak hanya sebatas pada upacara adat dan keagamaan. Tetapi berlaku juga di dalam kehidupan keseharian masyarakat. Misalnya dalam kebersihan lingkungan.

"Kalau orang Bali itu memang rapi, hidupnya bersih, dan kita yang dari luar Bali ini terbawa," kata Puji.

"Karena setiap orang bangun tidur, yang dipegang sapu, halaman, jadi kita yang di luar itu melihatnya kan oh iya bersih, rapi, enak ternyata. Jadi kita terbawa," kata Puji.




(wkn/fem)

Hide Ads