Penghuni Kampung Bali di Bekasi didominasi oleh warga asal Bali maupun keturunannya. Kampung itu tidak hanya dihuni oleh pemeluk agama Hindu.
Saat ini terdapat 20 keluarga asli Bali yang mendiami kawasan ini dan rata-rata pemeluk agama Hindu. Namun, tak hanya warga Hindu yang tinggal di sini, ada pemeluk agama lain yang hidup bersamaan dengan mereka dengan rukun.
"Kami dihuni oleh tiga kepercayaan, yaitu Muslim, Hindu, dan Kristen. Kami hidup berdampingan, rukun," ujar Ketua RT Kampung Bali, Puji Lestari, kepada detikTravel, Sabtu (9/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puji menjelaskan karenanya, Kampung Bali disebut juga sebagai Kampung Pancasila karena keberagaman dan kerukunan yang tercipta.
"Dari beberapa pihak, karena melihat keharmonisan kami yang dihuni oleh tiga kepercayaan, maka kami dijadikan juga sebagai Kampung Pancasila," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa warganya kerap saling bantu jika ada acara adat ataupun keagamaan dari setiap pemeluk agama. Ataupun jika ada upacara Nyepi yang dirayakan umat Hindu, masyarakat sekitar pun turut menghormati.
"Jadi kami kalau setiap hindunya ini melakukan acara keagamaan, kita tidak merasa terganggu, justru kita ikut terlibat di dalamnya. Jadi kita saling bantu, saling mengisi, biar saling tidak merasa terganggu gitu. Makanya kenapa kami dinilainya seperti itu, soalnya kehidupan kami harmonis," ia menambahkan.
Baca juga: Serasa di Bali, Padahal Ini Cuma di Bekasi |
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Kampung Bali, I Wayan Widana, menjelaskan nama Kampung Pancasila disematkan oleh Panglima Komando Daerah Militer setempat.
"Kampung Pancasila itu dinamai dari Kodim. Saat itu datanglah Pangdam. Jadi, memberi nama kami menjadi kampung Pancasila bernuansa Bali," kata Widana.
Wujud kerukunan dan meleburnya kultur ini juga tak hanya sebatas pada upacara adat dan keagamaan. Tetapi berlaku juga di dalam kehidupan keseharian masyarakat. Misalnya dalam kebersihan lingkungan.
"Kalau orang Bali itu memang rapi, hidupnya bersih, dan kita yang dari luar Bali ini terbawa," kata Puji.
"Karena setiap orang bangun tidur, yang dipegang sapu, halaman, jadi kita yang di luar itu melihatnya kan oh iya bersih, rapi, enak ternyata. Jadi kita terbawa," kata Puji.
Baca juga: Bekasi Rasa Canggu, di Sini Tempatnya! |
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!