Sebuah dusun di Kabupaten Kediri, Jawa Timur memiliki tradisi unik. Ada larangan masuk bagi aparatur pemerintah, TNI, dan Polri.
Larangan itu ada di Dusun Setono, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. Larangan itu berupa tulisan pada marmer.
Tulisan itu viral di media sosial baru-baru ini. Warganet pun penasaran dengan arti sebenarnya larangan itu.
Untuk mengetahui alasan tersebut, detikJatim mendatangi dusun tersebut. Ketua RT 01, RW 4, Dusun Setono, Desa Tales bernama Johan pun memberikan penjelasan soal larangan tersebut.
Johan menyebutkan bahwa larangan itu ada sejak sangat lama. Bahkan, kata Johan, konon larangan itu sudah ada jauh sebelum dirinya dilahirkan atau berlaku sejak nenek moyang warga dusun setempat.
"Iya (larangan) itu benar. Itu sudah ada sejak nenek moyang saya," kata Johan ketika ditemui detikJatim di dusun tersebut pada Selasa (22/8).
Mereka mempercayai cerita rakyat yang melatarbelakangi aturan itu. Larangan itu menuntut siapa pun yang merupakan aparat pemerintah (ASN), TNI, dan Polri agar berhati-hati dan waspada saat memasuki jalan dusun itu.
Sebenarnya, kata Johan, dia dan warga setempat di dusun itu sama sekali tidak berniat untuk melarang masuk siapa pun aparat pemerintah maupun TNI-Polri.
Hanya saja, karena larangan itu sudah ada dan diwariskan secara turun-temurun di dusun itu, mau tidak mau tulisan di gapura itu tetap dibiarkan. Hal ini juga sebagai upaya meneruskan tradisi dan kepercayaan masyarakat setempat.
"Jadi orang yang lewat sini, harus mengetahui memang lokasinya ini betul-betul dikeramatkan. Aparat dan sebagainya yang masuk ke wilayah sini agar supaya waspada dan hati-hati," kata Johan.
Dusun itu dikeramatkan, karena berdasar kepercayaan setempat, banyak yang menerima kutukan akibat melanggar larangan itu. Warga setempat percaya cerita rakyat yang menyebutkan para pejabat yang menantang masuk yang awalnya tidak sakit, namun tiba-tiba sakit hingga meninggal atau lengser dari jabatan.
Kendati demikian, Johan mempersilakan pejabat aparatur pemerintah seperti camat, kepala daerah, maupun TNI-Polri masuk ke dusun itu. Menurutnya larangan itu saat ini tidak berlaku secara ketat, asalkan mereka masuk ke lingkungan itu dengan niat yang baik.
"Pokoknya kalau masuk ya biasa saja, jangan terlalu keras dan niatnya baik," kata Johan.
Dewi Ambarsari Mula Pantang Terima ASN, Polri, dan TNI
Suwadi (73), salah satu sesepuh di Dusun Setono, mengungkapkan kepercayaan warga itu berawal dari kisah pahit Dewi Ambarsari. Dia disakiti oleh pejabat pemerintahan.
Saking sakit hatinya, Dewi Ambarsari mengutuk siapapun pejabat pemerintah yang memasuki wilayah Dusun Setono akan mendapat musibah dan celaka. Perempuan itu mengeluarkan kutukan terhadap semua Priayi BB atau pejabat pemerintah.
Suwadi mengaku tidak secara lengkap memahami alur cerita rakyat yang dipercaya masyarakat setempat. Namun, kisah Dewi Ambarsari itu sudah ada secara turun-menurun, bahkan menurutnya telah banyak yang menerima akibat dari kutukan itu.
"Warga percaya kalau ada yang menantang masuk para pejabat itu awalnya tidak sakit tiba-tiba jadi sakit hingga berakhir meninggal. Atau bisa pindah tugas. Ceritanya begitu," katanya kepada detikJatim.
Simak Video "Berwisata Menyenangkan ke Taman Matahari Bogor"
(fem/fem)