Sumbu Kosmologis Yogyakarta atau dikenal juga Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai Daftar Warisan Dunia UNESCO. Dipilihnya Sumbu Kosmologis ini karena keunikan dan maknanya.
Sumbu Kosmologis adalah konsep tata ruang yang diinisiasi oleh Raja Pertama Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I, tepatnya pada abad ke-18. Konsep tata ruang ini dibuat berdasar konsepsi Jawa dan berupa struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di utara.
Sumbu Kosmologis Yogyakarta berasal dari falsafah Jawa tentang keberadaan manusia. Yakni meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti). Serta tak ketinggalan perihal dunia mikrokosmos dan makrokosmos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Poros tengah Yogyakarta didirikan pada abad ke-18 oleh Sultan Mangkubumi, dan sejak saat itu menjadi pusat pemerintahan dan tradisi budaya Jawa. Poros utara-selatan sepanjang enam kilometer ini diposisikan untuk menghubungkan Gunung Merapi dan Samudra Hindia, dengan Kraton (istana) di pusatnya, dan monumen-monumen budaya utama yang berjajar di sepanjang poros di sebelah utara dan selatan, yang dihubungkan melalui ritual. Itu mewujudkan kepercayaan utama tentang kosmos dalam budaya Jawa, termasuk penandaan siklus kehidupan," tulis UNESCO dalam situsnya.
Di sekitar kawasan Sumbu Kosmologis, kerap kali diadakan beragam tradisi dan praktik budaya Jawa. Baik kegiatan pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, hingga ritual. Hal ini menjadi bukti peradaban Jawa dan tradisinya yang masih terus lestari.
Dengan ditetapkannya Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, Indonesia kini memiliki enam warisan budaya dunia yang telah diakui UNESCO.
Mengutip kwriu.kemdikbud.go.id, Selasa (19/9/2023), sebelumnya terdapat lima warisan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO, yaitu Candi Borobudur (ditetapkan 1991), Candi Prambanan (ditetapkan 1991), Situs Sangiran (ditetapkan 1996), Subak Bali (ditetapkan 2012), dan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (ditetapkan 2019).
Dalam acara pengesahan tersebut, Indonesia diwakilkan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan ketua Delegasi pemerintah Indonesia. Selain itu hadir pula Wakil Gubernur DIY KGPAA Sri Paduka Paku Alam X didampingi Tim Delegasi DIY.
"Saya, mewakili Bapak Gubernur DIY atas nama Pemda DIY mengucapkan syukur alhamdulillah atas ditetapkannya Warisan Budaya Sumbu Kosmologis Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia dari Indonesia. Sumbu Kosmologis Yogyakarta dengan nama The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, kini tidak hanya menjadi milik Yogyakarta atau Indonesia, tetapi juga menjadi milik dunia," ujar Wagub DIY, dikutip dari jogjaprov.go.id.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan