Masyarakat di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, menggelar aksi protes dengan membentangkan spanduk bertulisan 'Save Karimunjawa' di tengah laut. Mereka memprotes kerusakan lingkungan yang diduga akibat limbah.
Hal ini dilakukan warga Karimunjawa bersama komunitas peduli lingkungan, Selasa (19/9/2023). Mereka berkeliling ke pantai-pantai yang rusak diduga karena pencemaran limbah.
Peserta berkeliling dari Pantai Bunga Cabe, Desa Kemujan Kecamatan Karimunjawa. Mereka berkeliling pantai dengan menaiki kayak.
Sekitar empat kilometer mengayuh kayak, warga dan aktivis itu kemudian membentangkan spanduk 'Save Karimunjawa'. Spanduk itu dibentangkan tak jauh dari tambak udang yang masih beroperasi.
Kemudian massa berkeliling ke Pantai Cemara yang ditemukan adanya kerusakan lingkungan. Tampak banyak lumut di tepi pantai. Imbasnya warga yang berenang akan mengalami-gatal-gatal. Setelah itu menuju mangrove yang layu karena tercemar limbah.
Salah satu warga Kemujan, Eko Hartanto (38), mengatakan dugaan pencemaran limbah terjadi sejak tahun 2020 silam. Saat itu banyak lumut kecil yang mulai terlihat di tepi pantai. Warga yang berenang di pantai kawasan Kemujan pun mengeluhkan gatal-gatal.
"Mulai ada gatal-gatal di bagian pantai sebelah barat, terus pertengahan 2020 sudah ada lumut kecil sudah kelihatan dan semakin gatal, gatal-gatal terus efeknya kayak luka," kata Eko ditemui di lokasi, Selasa (19/9/2023).
"Musim barat tidak seperti ini, kalau kotor ya kotor, ini lumut dari limbah tambak udang vaname," dia melanjutkan.
Dia mengatakan dua pantai yang tercemar limbah di Pantai Sarina dan Cemara. Hal tersebut pun meresahkan warga. Apalagi, kata dia, aktivitas tambak udang masih dibiarkan sampai sekarang.
"Pantai Sarina dan Cemara lebih parah lagi ini lebih luas, itu sangat meresahkan masyarakat, nelayan bersihkan kapal dibersihkan pakai gosok, berendam di laut tidak gatal, tapi ini tidak, kita masuk mau bersihkan kapal sudah gatal-gatal," Eko mengatakan.
"Kita resah, kalau perda sudah direalisasikan diketok palu, tambak pergi dari sini, diberikan sanksi mana tidak ada," dia melanjutkan.
Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa, Bambang Zakaria mengatakan proyek tambak udang vaname diduga masuk ke Pulau Karimunjawa sejak tahun 2016 silam. Dari data yang dia peroleh ada 36 petak tambak udang. Jumlah tersebut terus bertambah sampai sekarang.
"Masyarakat setempat melakukan penolakan terhadap tambak-tambak ilegal itu. Penolakan masyarakat bukan tanpa alasan tetapi karena tambak-tambak yang ada membuang limbahnya langsung ke laut," kata Bang Jack sapaanya.
Baca selengkapnya di sini.
Simak Video "Video Doechii Kutuk Trump karena Kerahkan Militer di Demo Imigran di LA"
(sym/sym)