Pembangunan trotoar di Jalan Jaksa rupanya berdampak negatif buat para pemilik usaha di sana. Sulitnya kendaraan menemukan tempat parkir membuat jalan itu sepi.
Jalan Jaksa yang dulu terkenal ramai dan jadi primadona turis asing itu kini kehilangan pesonanya. Jalan di kawasan Kebon Sirih itu terlihat sepi di tengah keramaian ibu kota.
Sebagai pejalan kaki, Jalan Jaksa sebenarnya punya fasilitas yang mendukung. Jalan sepanjang 400 meter itu memiliki trotoar yang luas dengan lebar sekitar 2 meter. Selain itu, trotoarnya juga mulus dan dilengkapi dengan ram untuk penyandang disabilitas.
Hanya, ketika detikTravel datang ke sana pada Rabu (20/9/2023) trotoar itu banyak digunakan sebagai tempat parkir motor dan mobil. Mereka yang memarkir kendaraan di trotoar umumnya adalah pelanggan restoran atau penginapan.
Mereka tak punya pilihan lain sebab Jalan Jaksa tak memiliki lahan parkir. Jalan Jaksa memang ramah pejalan kaki tapi bikin pengendara pening.
Baca juga: Jalan Jaksa Riwayatmu Kini... |
Menurut pemilik Wisma Delima, Boy Lawalata, pembangunan trotoar di Jalan Jaksa dilakukan pada 2017. Kala itu, pembangunan ini dilakukan secara sepihak dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tanpa melibatkan warga di Jalan Jaksa. Trotoar ini menggilas lahan parkir di depan restoran dan penginapan sehingga orang enggan datang ke Jalan Jaksa.
"Dulu trotoarnya tidak setinggi ini. Jadi mobil bisa parkir. Dulu kafe-kafe banyak, mereka parkir di depannya. Kalau sekarang kan nggak bisa," kata Boy.
"Katanya mirip Singapura cuma bingungnya nggak dikasih fasilitas parkir. Jadi orang malas ke Jaksa karena parkir susah," sambungnya.
Boy mengatakan, motor dan mobil yang nekat parkir di trotoar Jalan Jaksa biasanya akan diderek. Begitu pula dengan pedagang kaki lima (PKL) yang dilarang berjualan di sana. Tak ayal, suasana Jalan Jaksa seperti mati suri.
Sebagai orang yang sejak tahun 1950-an tinggal di Jalan Jaksa, Boy sempat mengusulkan untuk dibuatkan kursi-kursi di trotoar. Kursi-kursi ini dapat memfasilitasi pejalan kaki, termasuk turis yang ingin sekadar santai di Jalan Jaksa. Dia melihat trotoar lain di jalanan Jakarta disediakan fasilitas tersebut sementara Jalan Jaksa seolah dibedakan.
"Saya pernah usul dikasih kursi. Dibangun taman. Dipercantik lah. Tapi sampai sekarang tidak dibangun," ujarnya.
Baca juga: Masihkah Ada Bule di Jalan Jaksa? |
Simak Video "Video: Blok M Ramai di Hari Kedua Lebaran, Antrean Kuliner Mengular"
(pin/pin)