Mengenal Liveaboard Raja Ampat, Cara Jelajah Terbaik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenal Liveaboard Raja Ampat, Cara Jelajah Terbaik

Hari Suroto - detikTravel
Selasa, 26 Sep 2023 10:31 WIB
Snorkeling di Mioskon
Raja Ampat (Foto: didik/detikTravel)
Jakarta -

Wilayah Kepulauan Raja Ampat sangatlah luas dan terbagi menjadi wilayah utara dan selatan. Bagi traveler, untuk gugusan kepulauan yang luas, akan lebih efektif bila dieksplor dengan liveaboard atau tinggal di kapal yang berjalan.

Namun, karena harus berada di atas kapal selama 24 jam dan berhari-hari, liveaboard lebih cocok bagi traveler yang tidak memiliki masalah mabuk laut atau kecenderungan klaustrofobia. Berhubung di beberapa model kapal liveaboard, kamarnya kecil dengan tempat tidur sempit dan model kebanyakan bertingkat (bunk bed).

Ada dua rute yang biasanya dilakukan para operator liveaboard

Rute pertama adalah dari Sorong memulai perjalanan ke tempat terjauh terlebih dahulu, yaitu ke Pulau Misool. Barulah di akhir rute, kapal bergerak ke utara, tepatnya ke Selat Dampier dan kembali ke Sorong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan rute kedua adalah dari Sorong, kapal menuju Selat Dampier dan menyelam di situs-situs selam terkenal di sekitar Pulau Wayag, Waigeo, Jef Fam, dan Sele Pele, tanpa beranjak ke Misool.

Rata-rata paket perjalanan menyelam dengan liveaboard keliling Raja Ampat adalah delapan hari tujuh malam. Oktober hingga April merupakan waktu terbaik berkunjung ke Raja Ampat dengan kemungkinan hujan yang lebih rendah.

ADVERTISEMENT

Sementara Juni dan Juli adalah bulan-bulan curah hujan tertinggi. Kebanyakan kapal liveaboard meninggalkan Raja Ampat selama Juli hingga Agustus. Itu karena ombak membuat berlayar kurang menyenangkan, sehingga bulan-bulan ini menjadi bulan sepi turis.

Raja Ampat tidak ingin menjadi pariwisata massal. Sehingga pemerintah setempat memiliki aturan-aturan untuk menjaga kelestarian alam. Salah satunya adalah pembatasan jumlah kapal liveaboard serta jumlah penyelam dalam satu penyelaman.

Jumlah kapal liveaboard di Raja Ampat tidak boleh lebih dari 40. Setiap titik selam juga hanya boleh dimasuki satu operator saja.

Selain itu di satu titik penyelaman hanya dapat diselami oleh maksimal 25 penyelam agar tidak merusak terumbu karang.

Artikel ini diproduksi oleh peneliti Pusat Riset Arkeologi Lingkungan BRIN, Hari Suroto




(msl/msl)

Hide Ads