Kondisi Iklim Makin Parah, Mikroplastik Ditemukan di Awan

Weka Kanaka - detikTravel
Rabu, 04 Okt 2023 16:42 WIB
Awan di Gunung Fuji tercemar mikroplastik. (Getty Images)
Jakarta -

Mikroplastik menghantui umat manusia. Setelah banyak air tercemar, sekarang awan pun tercemar benda kecil berbahaya ini.

Suatu yang tak terduga telah ditemukan oleh para peneliti Jepang. Mereka menemukan sembilan jenis polimer dan satu karet yang mengambang di antara awan. Hal ini menjadi pertanda yang sangat mengkhawatirkan bagi iklim Bumi.

Melansir New York Post, Rabu (4/10/2023), penelitian tersebut dilakukan dengan cara mengambil air dari udara berkabut yang ada di Gunung Fuji dan Gunung Oyama. Tim ilmuwan itu mesti mendaki gunung tertinggi di Jepang tersebut.

Kemudian mereka membawa sampel ke laboratorium. Di laboratorium tersebut sampel dilakukan pencitraan dengan komputer canggih yang dapat menguraikan sifat fisik kimia dari air yang berasal dari awan.

Hasil penelitian tersebut menemukan setiap liter air yang telah dikumpulkan, terdapat 6,7 hingga 13,9 potong plastik. Ukurannya berkisar 7,1 mikrometer hingga 94,6 mikrometer, atau kira-kira sebesar diameter rambut manusia.

Studi mereka diterbitkan dalam Environmental Chemistry Letters. Mereka juga menyuarakan keprihatinan tentang melimpahnya polimer hidrofilik yang menangkap juga menahan air.

Para peneliti itu mengatakan bahwa plastik yang menyerap air ini memainkan peran besar dalam cuaca. Selain itu, radiasi UV dari matahari memecah ikatan polimer beracun ini, sehingga berkontribusi pula pada gas rumah kaca di atmosfer.

"Jika masalah 'polusi udara plastik' tidak ditangani secara proaktif, perubahan iklim dan risiko ekologis dapat menjadi kenyataan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan dan serius di masa depan," kata penulis utama Hiroshi Okochi dari Universitas Waseda pada hari Rabu.

"Sepanjang pengetahuan kami, ini adalah laporan pertama tentang mikroplastik yang terbawa udara di air awan," tulis para penulis dalam laporan mereka.

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 milimeter. Barang kecil ini sangat berbahaya karena kerap terkontaminasi ke berbagai hal, misalnya air minum, pasokan makanan, hingga organ tubuh manusia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa polusi mikroplastik terkait dengan penyakit seperti demensia dan sindrom iritasi usus. Namun, masih banyak yang belum diketahui tentang dampak polusi mikroplastik terhadap kesehatan manusia.

Laporan baru ini bukanlah yang pertama mendokumentasikan sampah di atmosfer. Pada tahun 2019, serpihan pelangi plastik tersebar di berbagai lokasi di Colorado, termasuk di puncak Taman Nasional Rocky Mountain, setelah terlihat mikroplastik kembali ke bumi bersama hujan.

Para peneliti US Geological Survey menghitung plastik dalam 90% dari semua air yang dikumpulkan selama penelitian mereka, yang diberi judul 'It's Raining Plastics'.

Dalam sebuah wawancara dengan Guardian pada saat itu, peneliti utama USGS Gregory Wetherbee memperingatkan lingkungan kita telah terkontaminasi mikroplastik.

"Ada lebih banyak plastik di luar sana daripada yang terlihat. Ada di hujan, ada di salju. Ini adalah bagian dari lingkungan kita sekarang," ujarnya.



Simak Video "Bebas Plastik 2040, Mimpi atau Misi?"

(wkn/wkn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork